Oleh Ibnu Mukhtar
Shalawat dan salam untuk Rasulullah, istri-istri
dan keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang selalu setia dengan
Islam dan sunnahnya sampai akhir zaman.
Amma ba’du!
Saudaraku seislam yang saya muliakan, tidak
diragukan lagi bahwa rumah tangga yang penuh ketenangan, cinta dan kasih sayang
atau sering disebut dengan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan rahmah (RUTAN
SAMARA) adalah rumah tangga idaman bagi setiap muslim dan muslimah. Berbagai
kajian tentangnya dan langkah-langkah
mewujudkannya menjadi pembahasan yang hangat dan tidak pernah basi,
khususnya di kalangan aktifis dakwah Islam. Sungguh sebuah kebahagiaan yang tak
terhingga dan kenikmatan yang wajib disyukuri jika rumah tangga kita termasuk kategori
RUTAN SAMARA itu.
Saudaraku seislam yang saya hormati, di antara
perkara yang tidak boleh diabaikan dalam mewujudkan RUTAN SAMARA dan upaya menjaga
eksistensinya dalam kehidupan adalah peranan doa yang dipanjatkan sang hamba
kepada Rabb-nya. Sungguh kita sangat membutuhkan kasih sayang Allah ‘Azza wa
Jalla dan pertolongan-Nya. Tanpa itu semua maka apa yang kita upayakan jauh
dari kebaikan yang hakiki. Oleh karena itu, sudah semestinya bagi setiap muslim
dan muslimah untuk mengetahui dan mengamalkan berbagai doa yang dibutuhkan
khususnya yang berkaitan dengan persoalan rumah tangganya. Dan tentunya ia
harus mengambil doa-doa yang benar isinya dan jelas sumbernya terutama yang
bersumber dari sunnah Rasulullah
~shallallahu ‘alaihi wa sallam~, bukan sekedar asal mengambil doa sementara
kandungan dan sumbernya menyelisihi ajaran beliau.
Di antara doa-doa yang berkaitan dengan urusan
rumah tangga yang bersumber dari Al Qur’an dan sunnah Rasulullah ~shallallahu
‘alaihi wa sallam~ adalah sebagai berikut :
Pertama, doa memohon pasangan dan keturunan yang sholeh
dan menyejukkan pandangan mata.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
qurrata a’yunin waj’alnaa lil muttaqiina imaaman
Artinya :
Wahai Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. [QS. Al Furqon ; 25 : 74]
Kedua, doa yang diucapkan untuk orang yang baru
menikah.
Dari Abu Hurairah ~radhiyallahu ‘anhu~ bahwasanya
Nabi ~shallallalhu ‘alaihi wa sallam~ apabila mengucapkan selamat kepada
seseorang yang menikah beliau
mengatakan:
بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ
وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ
Baarakallaahu laka wa baaraka ‘alayka wa jama’a
baynakumaa fii khayrin
Artinya :
“Semoga Allah memberkahi kamu dan istrimu dan
mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.”
[HR. Abu Dawud ~rahimahullah~ dalam sunannnya
no. 2132 dan dishahiehkan oleh Syaikh Al
Albani ~rahimahullah~ dalam Shahih al-Jaami’ no. 4729]
Adapun doa yang biasa tersebar di kartu-kartu
undangan dengan lafazh seperti berikut atau yang semisalnya :
“Semoga Allah menghimpun yang terserak dari kamu
berdua, memberikan kebahagian di masa tua, memberkahi dan mengeluarkan dari
kamu banyak keturunan yang baik”
Maka lafazh atau ucapan doa ini tidak ada asalnya
dari hadits-hadits Rasulullah ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ yang shahih.
Ketiga, doa suami kepada istri yang baru
dinikahinya.
Ketika seorang muslim selesai dari akad nikahnya
hendaklah ia melakukan hal-hal berikut :
1] Memegang ubun-ubun istrinya seraya menyebut nama
Allah yakni mengucapkan bismillaah
2] Memohon kepada Allah agar dikaruniai keberkahan
akan rumah tangga yang dibangun dan dijalaninya itu. Misalnya dengan kalimat :
اللهم بارك لي في أهلي وبارك لأهلي في
Allaahumma baarik lii fii ahlii wa baarik li-ahlii
fiyya
Ya Allah berkahilah istriku untukku dan berkahilah
aku untuk istriku
Atau doa-doa keberkahan lainnya.
3] Mendoakan istrinya dengan doa yang diajarkan
Rasulullah ~shallallohu ‘alaihi wa sallam~ berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا
وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا
جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
Allaahumma innii as-aluka khayraha wa khayra maa
jabaltahaa ‘alaihi wa a’uudzu bika min syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa
‘alaihi
Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan
kebaikan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya. Dan aku memohon perlindungan
kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan apa yang Engkau ciptakan pada
dirinya.
Diringkas dari :
Keempat, doa sebelum berjima’ (bersetubuh)
Saudaraku seislam yang saya muliakan, ketahuilah
bahwa bersetubuh dengan istri adalah perkara halal, rizki yang baik, jalan yang
diridhai Allah untuk hamba-hamba-Nya dalam menyalurkan syahwatnya, meraih
kenikmatan dan mendapatkan keturunan, menjaga kesehatan tubuh, dan mendatangkan
pahala. Oleh karena itu jangan lupa untuk berdoa memohon perlindungan dari
setan sebelum bersetubuh sebagaimana yang diajarkan Nabi kita.
Dari ibnu Abbas ~radhiyallahu ‘anhuma~ ia berkata :
Nabi ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ bersabda : ‘Seandainya salah seorang di
antara mereka ketika mendatangi istrinya (untuk berjima’/ bersetubuh) mengucapkan
:
بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا
الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Bismillaahi Allaahumma jannibnasy-syaythaana wa
jannibisy-syaythaana maa razaqtanaa
Artinya :
‘Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah setan dari
kami dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rizkikan kepada kami.’
Lalu dari persetubuhan itu ditakdirkan mendapatkan
anak maka ia tidak akan diganggu setan selamanya.’”
[HSR. Al
Bukhari ~rahimahullah~ dalam kitab Shahihnya no. 6388 dan Muslim ~rahimahullah~
dalam kitab Shahihnya no. 3606]
Kelima, mendoakan keberkahan jika melihat sesuatu
yang mengagumkan dari pasangannya seperti kecantikan atau ketampanan,
kecerdasan, keuletan dan sebagainya.
Saudaraku seislam yang saya muliakan, ketika kita
melihat pasangan kita, anak kita,
keluarga atau siapa pun dari saudara-saudara kita seislam perkara-perkara yang
mengagumkan yang ada pada mereka seperti kecerdasan, kesehatan, kecantikan atau
ketampanan dan lainnya maka doakanlah keberkahan untuknya.
Katakanlah kepadanya, ‘Baarakallaahu fiik’
yang artinya kurang lebih ‘Semoga Allah memberkahi dirimu’, atau ucapan lain
yang mengandung doa dan harapan agar orang yang kita doakan itu mendapatkan
keberkahan dalam hidupnya.
عَنْ أَبِى أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ
حُنَيْفٍ ...قَالَ « إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ
فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ ».
Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif ~radhiyallahu
‘anhu~ , Rasulullah ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ bersabda : “Jika salah
seorang di antara kalian melihat sesuatu
yang menakjubkan (mengagumkan) pada diri saudaranya, maka doakanlah keberkahan untuknya.”
[HR. Ibnu Majah ~rahimahullah~ dengan
diringkas dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani ~rahimahullah~ dalam Shahih al-Jaami’ no. 4020]
Rasulullah ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ saja
tidak kikir dalam mendoakan keberkahan untuk Anas bin Malik ~radhiyallahu
‘anhu~ sahabat sekaligus pembantunya. Lalu bagaimana dengan kita?
عَنْ أَنَسٍ عَنْ
أُمِّ سُلَيْمٍ أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَسٌ خَادِمُكَ
ادْعُ اللَّهَ لَهُ قَالَ اللَّهُمَّ
أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ
Dari Anas bin Malik ~radhiyallahu ‘anhu~ dari Ummu
Sulaim ~radhiyallahu ‘anha~ bahwasanya beliau berkata : “Ya Rasulullah, Anas
itu pembantumu. Doakanlah ia.” Maka beliau berdoa :
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ
فِيمَا أَعْطَيْتَهُ
Allaaahumma aktsir maalahu wa waladahu wa baarik
lahu fiimaa a’thaytahu
Artinya :
“Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya dan
berkahilah apa yang Engkau karuniakan kepadanya.” [HSR. Al-Bukhari
~rahimahullah~ dalam kitab Shahihnya no. 6378]
Keenam, doa perlindungan untuk anak.
Dari ibnu Abbas ~radhiyallahu ‘anhuma~ adalah Nabi
~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ memperlindungkan al-Hasan dan al-Husain ~radhiyallahu
‘anhuma~ dengan kalimat :
أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ
التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
U’iidzukumaa bikalimaatillaahit-tammati min kulli
syaythaanin wa hammatin wa min kulli ‘ainin lammah
Artinya :
“Aku lindungkan kalian berdua dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan, binatang berbisa dan
pandangan mata yang menimpakan keburukan bagi yang dilihatnya.”
Kemudian beliau bersabda : Bapakmu yakni Nabi Ibrahim
‘alaihis salaam telah melindungkan Isma’il dan Ishaq ~’alaihimas-salaam~ dengan
bacaan tersebut. [HSR. Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi ~rahimahumullah~,
lafazh hadits ini dari Sunan Abi Dawud no. 4737 dan Sunan Tirmidzi no. 2060 ]
Bagaimana menggunakannya?
Jika kita mendoakan perlindungan untuk satu anak lelaki
maka kalimatnya menjadi u’iidzuka..dst, jika dua orang anak lelaki maka u’iidzukumaa..dst
seperti doa di atas dan jika lebih dari dua anak lelaki kita katakan u’iidzukum..dst.
Jika untuk satu anak perempuan maka kita katakan u’iidzuki..dst, jika dua maka
lafazhnya u’iidzukumaa..dst dan jika lebih dari dua kita katakan u’idzukunna..dst.
Wallahu a’lam
Ketujuh, bacaan ketika mendapatkan perkara yang
menyenangkan dan ketika mendapatkan perkara yang tidak menyenangkan.
Saudaraku seislam yang saya cintai, apabila kita
mendapatkan perkara yang menyenangkan di dalam rumah tangga yang kita jalani
atau mendapatkan perkara yang menyenangkan di mana pun kita berada maka pujilah
Allah Ta’aala.
Katakanlah :
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ
تَتِمُّ الصَالِحَاتُ
Alhamdulillaahi alladzii bini’matihi
tatimmush-shaalihaat
Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya
segala amal shaleh menjadi sempurna.
Begitu pula, saat kita mendapatkan perkara yang
tidak menyenangkan baik dalam rumah tangga atau keadaan lainnya maka pujilah
Allah Ta’alaa.
Katakanlah :
الْحَمْدُ
للهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ .
Alhamdulillaahi ‘alaa kulli haalin
Artinya :
“Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.”
Ingatlah bagaimana pun keadaan kita maka segala
puji hanyalah milik Allah Ta’aala.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى
الله عليه وسلم- إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ
تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ .وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ الْحَمْدُ للهِِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
Dari ‘Aisyah ~radhiyallahu ‘anha~ adalah Rasulullah
~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ ِApabila beliau melihat perkara yang menyenangkannya
beliau mengatakan :
الْحَمْدُ للهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
“Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya
segala amal shaleh menjadi sempurna”.
Dan apabila beliau mendapatkan perkara yang tidak
disukai beliau mengatakan :
الْحَمْدُ للهِِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
“Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.”
[HR. Ibnu Majah ~rahimahullah~ dalam sunnanya no.
3935 dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani ~rahimahullah~ dalam Shahih wa
Dha’if Sunan Ibni Majah no. 3803 dan Ash-Shahihah no. 265 ]
Demikian dapat disampaikan. Meski masih banyak yang
belum disebutkan di sini, semoga risalah sederhana ini tetap bermanfaat bagi
kita semua, aamiin
Wa shallallahu wa sallama ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad
wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin.