Oleh
Ibnu Mukhtar
Segala
puji hanyalah milik Alloh yang tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar
kecuali Dia semata. Sholawat dan salam semoga Alloh curahkan kepada Rosululloh,
istri-istri dan keluarganya, para sahabatnya dan umatnya yang selalu setia
kepada Islam dan sunnahnya sampai akhir zaman. Amma ba’du!
Saudaraku
seislam yang saya muliakan, semoga Alloh Ta’aala memberikan kefahaman dan
manfaat dari haidts Nabi kita yang mulia berikut ini :
Imam
Ahmad bin Hanbal –rohimahulloh- berkata :
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ ، حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ ، عَنْ
هِشَامٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، كُلُّ نِسَائِكَ لَهَا كُنْيَةٌ غَيْرِي ؟ فَقَالَ
لَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اكْتَنِي أَنْتِ أُمَّ عَبْدِ
اللهِ فَكَانَ يُقَالُ لَهَا : أُمُّ عَبْدِ اللهِ حَتَّى مَاتَتْ ، وَلَمْ تَلِدْ
قَطُّ.
Abdurrozzaq
telah menceritakan kepada kami; Ma’mar telah menceritakan kepada kami; dari
Hisyam dari bapaknya bahwasanya ‘Aisyah –rodhiyallohu ‘anha- berkata kepada
Nabi –shollallohu ‘alaihi wa sallam- : “Ya Rosululloh, semua istri-istrimu
memiliki kun-yah (nama panggilan yang diawali ummu atau abu..pen) selain
diriku.” Maka Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepadanya :
“Berkunyahlah kamu dengan ‘Ummu Abdillah’.” Maka sejak saat itu beliau
dipanggil dengan ‘Ummu Abdillah’ hingga wafatnya padahal ia tidak pernah
melahirkan anak seorang pun.
HR.
Ahmad –rohimahulloh- dalam musnadnya no. 25222. Hadits ini dinyatakan Shohih
oleh Syaikh Al Albani –rohimahulloh- dalam Silsilah Ahaaditsi ash-Shohiihah
I/255-256 no. 132
Saudaraku
seislam yang saya cintai, jika kita memperhatikan hadits yang mulia ini sungguh
di dalamnya terdapat banyak pelajaran yang bermanfaat untuk kita semua. Di
antaranya adalah :
Pertama,
hadits ini menunjukkan bahwa rumah tangga Nabi kita adalah poligami.
Hal
ini ditunjukkan oleh ucapan ‘Aisyah –rodhiyallohu ‘anha- dengan kalimat, ‘“Ya
Rosululloh, semua istri-istrimu memiliki kun-yah (nama panggilan yang diawali
ummu atau abu..pen) selain diriku.”.
Maka
siapa pun yang mencela poligami termasuk mencela Rosululloh –shollallohu
‘alaihi wa sallam-, mencela Alloh Ta’aala yang telah menghalalkan poligami dan
mencela seluruh orang-orang sholeh yang berpoligami karena menghalalkan apa
yang Alloh halalkan atau demi mengikuti jejak Nabi kita -shollallohu ‘alaihi wa
sallam-. Kegagalan sebagian kalangan dalam berpoligami bukanlah menjadi alasan
untuk mencela kehalalan poligami yang memang telah Alloh halalkan dalam
kitab-Nya dan dipraktekkan oleh Nabi-Nya.
Kedua,
berkun-yah (menamakan diri atau memberikan nama panggilan yang diawali kata
‘ummu’ atau ‘abu’ selain dari nama aslinya) termasuk perkara yang diajarkan agama
Islam, meskipun orang yang tersebut belum memiliki anak.
Ketiga,
menunjukkan perhatian ‘Aisyah –rodhiyallohu ‘anha- dalam mendapatkan ilmu dan
perkara yang bermanfaat sampai-sampai dalam urusan nama panggilan pun beliau
menginginkannya.
Keempat,
menunjukkan bahwa istri-istri Rosululloh –shollallohu ‘alaihi wa sallam-
memiliki panggilan atau kun-yah selain dari nama aslinya.
Kelima,
bolehnya seorang istri meminta sesuatu kepada suaminya sebagaimana yang
diberikan kepada istri-istri lainnya.
Keenam,
hadits ini menunjukkan bahwa memiliki anak itu bukanlah syarat dalam
mengamalkan sunnah berkun-yah ini.
Ketujuh,
hadits ini menunjukkan bahwa ‘Aisyah –rodhiyallohu ‘anha- belum pernah
melahirkan seorang anak pun.
Demikian
dapat disampaikan. Semoga Alloh Ta’aala menjadikan risalah sangat sederhana ini
termasuk amal sholeh yang diterima dan bermanfaat. Dan semoga Alloh selalu
menunjuki kita semua kepada apa-apa yang dicintai dan diridhoi-Nya, aamiin.
Wa
shollallohu wa sallama ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad
------------
Ditulis
di Cibaruis pada kamis Siang, 15 Syawal 1434 H / 22 Agustus 2013 M