--------
Ibnu Mukhtar
Segala
puji hanya bagi Alloh yang memuliakan hamba yang dikehendaki-Nya dengan Islam
dan Sunnah.
Sholawat dan salam semoga Alloh sampaikan kepada
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam yang telah bersabda :
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا
لاَ يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِى إِلاَّ هَالِكٌ مَنْ
يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ
بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ
الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَعَلَيْكُمْ
بِالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّمَا
الْمُؤْمِنُ كَالْجَمَلِ الأَنِفِ حَيْثُمَا قِيدَ انْقَادَ
“Sungguh aku telah meninggalkan kalian di atas agama yang
terang (putih bersih), malamnya seperti siangnya. Tidak ada yang menyimpang
darinya melainkan orang yang binasa. Barangsiapa yang hidup di antara kalian
niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian
untuk berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku dan sunnah Kholifah
sepeninggalku
yang lurus dan di atas petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan wajib bagi kalian untuk mentaati pemimpin kalian meski pun ia seorang budak dari negeri Habasyah. Karena sesungguhnya seorang mu’min seperti seekor unta yang dikekang hidungnya. Kemana saja ia dituntun, dia akan selalu menuruti.” HR. Ibnu Majah dalam sunannya 1/52 no. 45 dishohihkan oleh Syaikh Al Abani rohimahulloh dalam Ash-Shohihah no. 937 dari Al-‘Irbadh bin Sariyah rodhiyallohu ‘anhu.
yang lurus dan di atas petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan wajib bagi kalian untuk mentaati pemimpin kalian meski pun ia seorang budak dari negeri Habasyah. Karena sesungguhnya seorang mu’min seperti seekor unta yang dikekang hidungnya. Kemana saja ia dituntun, dia akan selalu menuruti.” HR. Ibnu Majah dalam sunannya 1/52 no. 45 dishohihkan oleh Syaikh Al Abani rohimahulloh dalam Ash-Shohihah no. 937 dari Al-‘Irbadh bin Sariyah rodhiyallohu ‘anhu.
Begitu pula, semoga sholawat dan salam selalu Alloh
sampaikan kepada istri-istri beliau, keluarga dan para sahabatnya, dan umatnya
yang selalu setia kepada Islam dan sunnahnya. Semoga Alloh menjadikan kita termasuk penduduk surga-Nya kelak,
aamiin
Saudaraku, berkendaraan –baik kita sebagai supirnya atau
sebagai penumpang- merupakan bagian dari aktifitas kehidupan kita sehari-hari.
Jika kita termasuk bagian dari aktifitas tersebut maka sudah semestinya doa
berkendaraan yang Nabi ajarkan itu kita pelajari. Dan untuk selanjutnya, kita
amalkan dan ajarkan kepada saudara-saudara kita seislam lainnya.
Semoga kita termasuk orang yang dimudahkan untuk menerima
sunnah, mengamalkannya, menyebarkannya dan siap memberikan pembelaan kepada
sunnah dan ahlinya, aamiin.
Saudaraku,
Ketika kita menaiki kendaraan ucapkanlah :
بِسْمِ اللَّهِ
Bismillah (Dengan menyebut nama Alloh)
Setelah duduk dengan benar di atas kendaraan, ucapkanlah
dengan penuh penghayatan :
الْحَمْدُ لِلَّهِ
(سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا
إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ) الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ
لِلَّهِ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ
إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَاغْفِرْ لِى فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ
أَنْتَ.
Alhamdulillah,
subhaanalladzii sakhkhoro lanaa hadzaa wa maa kunnaa lahu muqriniin, wa innaa ilaa robbinaa
lamunqolibuun.
( Segala puji hanya bagi Alloh, Maha Suci Alloh yang telah
menundukkan bagi kami kendaraan ini padahal sebelumnya kami tidak dapat
menguasainya. )
Alhamdulillah,
Alhamdulillah, Alhamdulillah
(Segala puji
hanya bagi Alloh, Segala puji hanya bagi Alloh, Segala puji hanya bagi Alloh )
Allohu Akbar, Allohu
Akbar, Allohu Akbar
( Alloh Maha
Besar, Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar )
Subhaanaka innii
zholamtu nafsii, fagh-firlii fa-innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta
( Maha Suci Engkau ya Alloh, sungguh aku telah menzholimi
diriku sendiri, maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya tidak ada yang dapat
mengampuni segala dosa kecuali Engkau. )
Dalilnya :
عَنْ عَلِىِّ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ شَهِدْتُ عَلِيًّا - رضى
الله عنه - وَأُتِىَ بِدَابَّةٍ لِيَرْكَبَهَا فَلَمَّا وَضَعَ رِجْلَهُ فِى الرِّكَابِ
قَالَ بِسْمِ اللَّهِ فَلَمَّا اسْتَوَى عَلَى ظَهْرِهَا قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ
قَالَ (سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا
إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ) ثُمَّ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ. ثَلاَثَ مَرَّاتٍ.
ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قَالَ سُبْحَانَكَ إِنِّى ظَلَمْتُ
نَفْسِى فَاغْفِرْ لِى فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ. ثُمَّ ضَحِكَ
فَقِيلَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَىِّ شَىْءٍ ضَحِكْتَ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ
-صلى الله عليه وسلم- فَعَلَ كَمَا فَعَلْتُ ثُمَّ ضَحِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
مِنْ أَىِّ شَىْءٍ ضَحِكْتَ قَالَ « إِنَّ رَبَّكَ يَعْجَبُ مِنْ عَبْدِهِ إِذَا قَالَ
اغْفِرْ لِى ذُنُوبِى يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ غَيْرِى ».
Dari Ali bin Rabi’ah, ia berkata : Aku menyaksikan ‘Ali
bin Abi Tholib rodhiyallohu ‘anhu diberikan hewan untuk ditungganginya. Ketika
ia meletakkan kakinya di kendaraannya itu ia mengatakan ‘bismillah’. Ketika ia
sudah duduk di atas punggungnya, ia mengatakan ‘Alhamdulillah’,
kemudian mengatakan ‘Subhaanalladzii sakhkhoro lanaa hadzaa wa maa kunnaa
lahu muqriniin,
wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun’ kemudian beliau mengatakan ‘Alhamdulillah,
Alhamdulillah, Alhamdulillah’, kemudian beliau
mengatakan ‘Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar’ kemudian
beliau mengatakan ‘Subhaanaka innii zholamtu nafsii, fagh-firlii fa-innahu
laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta’ kemudian beliau tertawa.
Lalu beliau
ditanya, ‘Wahai Amirul Mu’minin, apa yang menyebabkan engkau tertawa?’
Beliau menjawab,
‘Aku telah melihat Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam berbuat sebagaimana yang aku
lakukan, kemudian beliau tertawa.’ Melihat hal tersebut maka aku pun bertanya
kepada beliau, ‘Ya Rosululloh, apa yang menyebabkan engkau tertawa?’
Beliau bersabda : “Sungguh Robb-mu kagum kepada seorang
hamba jika ia mengatakan, ‘Ampunilah dosaku’. Hamba itu
mengetahui bahwa tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Aku.”
HR. Abu Dawud rohimahulloh
dalam sunannya no. 2604 dan ini lafazhnya, At-Tirmidzi rohimahulloh dalam
sunannya no. 3778 dishohihkan oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohih
Abi Dawud no. 2267, Shohih at-Tirmidzi no. 2742 Mukhtashor asy-Syamaail no. 198
Semoga risalah sangat
sederhana ini menjadi amal sholeh penulis yang diterima Alloh Ta’aala dan
bermanfaat bagi saudara-saudaraku kaum muslimin, aamiin
Baarokallohu
fiikum
-----------
Cibaruis,
Rabu, 17 Jumadil Akhir 1433 H / 9 Mei 2011 M..Saat matahari berangsur-angsur
menuju tempat terbenamnya