Segala puji hanyalah milik Alloh.
Tidak ada yang berhak diibadati dengan benar kecuali hanya Dia semata yang
tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya seluruh
kerajaan dan pujian. Sungguh Dia Maha Penyayang lagi sangat keras
siksa-Nya.
Sholawat dan salam semoga selalu
Alloh sampaikan kepada Nabi dan Rosul kita –Muhammad shollallohu ‘alaihi wa
sallam-, istri-istri dan keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang
setia kepada ajaran Islam yang dituntunkannya. Semoga Alloh ‘Azza wa Jalla
menjadikan saya dan pembaca sekalian termasuk hamba-hambaNya yang sholeh dan
berbahagia di dunia dan di akhirat kelak, aamiin.
Saudaraku, -semoga Alloh selalu
merahmati kita semua, aamiin-, ketahuilah bahwa tidak akan pernah merugi dan
kecewa seorang muslim yang senantiasa menghiasi dirinya dengan sunnah-sunnah
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. dalam seluruh aspek kehidupannya. Ia
akan selalu bersemangat dan tak akan mengenal lelah mencari sunnah-sunnah
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ke sumber-sumber yang dapat dipercaya
kemudian ia praktekkan dalam keyakinan, ucapan dan amalannya, kehidupan pribadi
dan keluarganya, bangsa dan negerinya. Baginya, beredar bersama sunnah adalah
kemuliaan sedangkan menyia-nyiakan sunnah adalah kebodohan dan kerugian.
Saudaraku, seorang muslim yang
siap serba sunnah (yakni siap mengamalkan sunnah-sunnah Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam) dan tidak pernah betah dalam perkara yang salah maka baginya keutamaan dan kabar gembira. Di
antaranya :
Pertama, ia termasuk ahlul hidayah sejati
dan bukan termasuk orang-orang sesat.
Saudaraku, berbahagialah seorang
muslim yang kesibukannya selalu ‘memburu’ dan mengamalkan sunnah
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Jika semua itu dilakukan karena Alloh
‘Azza wa Jalla, maka hal tersebut menunjukkan dirinya termasuk ahlul hidayah
sejati dan bukan orang-orang yang sesat.
“Katakanlah:
"Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Alloh kepadamu semua, yaitu
Alloh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya
selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Alloh
dan Rosul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Alloh dan kepada
kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia (yaitu Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam),
supaya kamu mendapat petunjuk.” QS. Al A’roof ; 7 : 158
Kedua,
mendapatkan kecintaan Alloh ‘Azza wa Jalla.
Alloh
Subhaanahu wa Ta’aala berfirman :
Katakanlah:
"Jika kamu benar-benar mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya Alloh
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Alloh Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. QS. Ali Imron ; 3 : 31
Berkata Ibnu Katsir rohimahulloh
dalam Tafsirnya tentang ayat tersebut :
“Ayat yang mulia ini adalah
sebagai pemutus hukum bagi setiap orang yang mengaku-ngaku mencintai Alloh
namun ia tidak menempuh jalan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Sungguh
orang itu berdusta dalam pengakuan cintanya itu hingga ia mengikuti syari’at
dan agama yang dibawa Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan
dan keadaannya. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits yang shohih dari
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda :
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami
maka amalan itu tertolak.” .
Oleh karena itu Alloh berfirman :
Katakanlah: "Jika kamu benar-benar mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya
Alloh mencintai kamu.” Maksudnya, kalian akan mendapatkan sesuatu yang lebih
dari kecintaan kalian kepada-Nya, yaitu kecintaan-Nya kepada kalian dan ini
adalah perkara yang lebih agung daripada kecintaan kalian kepada-Nya.”
Saudaraku, adakah kebahagian yang
paling membahagiakan selain mendapatkan kecintaan Alloh U?
Ketiga, termasuk orang yang didoakan
kebaikan oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.
وَعَنْ زَيْدٍ بْنِ ثَابِتٍ –رضي الله
عنه- قالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ -صلى الله عليه و سلم- يَقُوْلُ نَضَّرَ اللهُ
امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيْثًا فَبَلَّغَهُ غَيْرَهُ...
Dari
Zaid bin Tsabit rodhiyallohu ‘anhu, ia mengatakan : Aku mendengar Rosululloh `
bersabda : “Semoga Alloh memberikan cahaya kepada orang yang mendengar hadits
dari kami lalu menyampaikannya kepada orang lain...” HR. Ibnu Hibban v dalam
shohiehnya dan dinyatakan Shohieh oleh Syaikh Al Albani v dalam Shohiehut Targhieb wat Tarhieb no. 90
Keempat, dijanjikan ganjaran yang besar.
عَنْ عُتْبَة بْنِ غَزْوَان رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: إِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ
الصَّبْرِ، لِلْمُتَمَسِّكِ فِيْهِنَّ يَوْمَئِذٍ بِمَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرُ
خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ. قَالُوْا : يَانَبِيَّ اللهِ! أَوْ مِنْهُمْ؟ قَالَ : بَلْ
مِنْكُمْ
Dari ‘Utbah bin Ghozwan rodhiyallohu
‘anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda : “Sesungguhnya
di belakang kamu ada hari-hari penuh kesabaran. Pada saat itu orang yang
berpegang dengan apa yang kalian pegangi akan mendapatkan ganjaran pahala
sebanyak lima
puluh orang dari kalian. Mereka bertanya : “Wahai Nabiyulloh, ataukah mendapat
pahala sebanyak lima
puluh orang dari mereka?” Beliau menjawab : “Bahkan pahala lima puluh orang dari kalian!” ( Lihat Silsilah Ahaaditsish Shohihah karya
Syaikh Muhammad Naashiruddien al-Albani rohimahulloh jilid 1 bagian kedua hal
892 no. 494 )
Kelima, dijauhkan dari mendapatkan
kehinaan di dunia dan di akhirat kelak.
Saudaraku, jangan ragu mengikuti
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan sunnahnya. Sungguh ini adalah
kemuliaan dan bukan kehinaan.
Dari
‘Abdulloh bin ‘Umar cdia berkata, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
بُعِثْتُ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَجُعِلَ
رِزْقِى تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِى وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ
خَالَفَ أَمْرِى وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Aku
diutus dengan pedang hingga Alloh yang tidak ada sekutu bagi-Nya diibadahi.
Dijadikan rizqiku di bawah kilatan tombak. Dan dijadikan kehinaan dan
kerendahan bagi orang yang menyelisihi perintahku. Barangsiapa yang mencontoh
suatu kaum maka ia termasuk golongan kaum itu.” HR. Ahmad rohimahulloh dishohihkan oleh
syaikh al Albani rohimahulloh
dalam Shohihul Jaami’ no. 2831
Keenam, termasuk ‘orang asing’ yang
beruntung.
Dari
Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam,
“Islam itu pada mulanya adalah asing dan ia akan kembali lagi menjadi asing
sebagaimana awal datangnya. Maka beruntunglah bagi mereka yang asing itu.”
Hadits Shohih Riwayat Imam Muslim rohimahulloh
Dari Abdulloh bin Amr bin Al 'Ash rodhiyallohu ‘anhuma, dia berkata : Pada suatu hari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
طُوْبَا لِلْغُرَبَاءِ قِيْلَ : وَ مَنِ
الْغُرَبَاءُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ : أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ قَلِيْلٌ فِيْ
أُنَاسٍ سُوْءٍ كَثِيْرٍ مَنْ يَعْصِيْهِمْ أَكْثَرُ مِمَنْ يُطِيْعُهُمْ
"Beruntunglah orang-orang
asing." Beliau ditanya, : "Siapakah orang-orang terasing itu, wahai
Rosululloh?" Beliau bersabda : "orang-orang sholih yang jumlahnya
sedikit, mereka berada di tengah-tengah rusaknya komunitas manusia, orang yang
menentang mereka lebih banyak dari orang yang mentaati mereka". HR. Ibnu
Al Mubarok rohimahulloh dishohihkan Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam
Ash-Shohiihah no. 1619
Ketujuh, dijauhkan dari fitnah dan adzab yang pedih.
Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman :
“…maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa
cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” QS. An-Nuur ; 24 : 63
Saudaraku, demikian dapat
disampaikan. Semoga risalah sederhana ini termasuk amal sholeh yang diterima
dan bermanfaat. Oleh karena itu ‘Mari Serba Sunnah dan Jangan Betah Serba
Salah.’. Baarokallohu fiekum
--------------
Rabu,
26 Rajab 1433 H / 13 Juni 2012 M…Aku tulis risalah sederhana ini di pojok kanan
Masjid Al-ishlah jl. Administrasi Negara 1, Jakarta Pusat, saat hari masih pagi
sementara kebanyakan manusia sudah mulai masuk dalam kesibukan rutinnya..