Inga..Inga..Inga

Dari 'Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang mencari ridho Alloh dengan membuat marah manusia maka Alloh meridhoinya dan menjadikan manusia ridho kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridho manusia dengan membuat Alloh murka maka Alloh murka kepadanya dan menjadikan manusia murka kepadanya." ( Shohih Ibnu Hibban jilid 2 no. 276 dihasankan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth rohimahulloh )

Senin, 02 Januari 2012

Tuntunan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam ketika menjenguk orang sakit

Oleh : Ibnu Mukhtar

Segala puji bagi Alloh, pujian yang banyak, baik dan berkah sebagaimana yang dicintai dan diridhoi Robb kita. Sholawat dan salam untuk Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, sahabatnya dan umatnya yang setia kepada agama dan sunnahnya sampai akhir zaman. Semoga Alloh menjadikan saya dan pembaca sekalian termasuk penduduk Surga-Nya kelak, aamiin.

Saudaraku, sesungguhnya menjenguk orang sakit termasuk amalan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam yang beliau perintahkan kepada umatnya.


عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَطْعِمُوا الْجَائِعَ وَعُودُوا الْمَرِيضَ وَفُكُّوا الْعَانِيَ

Dari Abu Musa rodhiyallohu 'anhu, dia berkata : “Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit dan bebaskanlah orang yang tertawan!”   HSR. al-Bukhori no. 5649

Ia merupakan salah satu hak muslim atas saudaranya yang muslim dan salah satu pintu kebajikan yang mendatangkan ganjaran yang besar.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhu bahwasanya Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam.” Beliau ditanya : “Apakah itu ya Rosululloh?” Beliau bersabda: “Jika engkau berjumpa dengannya maka berilah salam kepadanya, jika dia mengundangmu maka penuhilah undangannya, jika dia meminta nasihat kepadamu maka nasihatilah ia, jika dia bersin lalu ia memuji Alloh ( mengucap “alhamdulillah”, pen ) maka doakanlah ia ( yakni kita katakan “Yarhamukalloh”, pen ), jika ia sakit maka jenguklah ia dan jika ia meninggal maka iringilah jenazahnya.”   HSR. Muslim no. 5778

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنْ الْجَنَّةِ مَنْزِلًا

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhu dia berkata : Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang mengunjungi orang yang sakit atau menziarahi saudaranya di jalan Alloh maka seorang penyeru di langit akan berseru : “Kamu telah melakukan kebaikan, langkah-langkahmu juga baik dan semoga engkau mendapatkan tempat di surga.” ( HR. Tirmidzi no. 2139 dihasankan Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohihul Jaami’ no. 6387)

عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ

Dari Tsauban rodhiyallohu 'anhu dia berkata : Bersabda Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang menjenguk orang yang sakit, dia senantiasa berada di Khirfatul Jannah hingga dia pulang.” ( HSR. Muslim no. 6717. Dalam hadits lain dijelaskan bahwa khirfatul jannah adalah kebun yang sedang berbuah di dalam surga. ).

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita memperhatikan amalan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam ketika menjenguk orang sakit sebagaimana diterangkan dalam hadits-hadits yang shohih. Di antaranya :

Pertama, menjaga keikhlasan hati dalam semua amalan termasuk ketika menjenguk orang sakit.

yaitu hanya untuk mencari keridhoan Alloh Subhaanahu wa Ta'aala dan keutamaan yang dijanjikan-Nya. Bukan untuk ‘cari muka’ di depan atasan, cari ‘tambahan suara’ untuk jadi pemimpin atau ‘aji mumpung’ lainnya dalam mendapatkan nilai-nilai dunia.

Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

"Sesungguhnya Alloh Subhaanahu wa Ta'aala tidak menerima amal kecuali amal yang ikhlash dan ditujukan untuk mencari wajah-Nya".     HR. Nasaa-ie no. 3089 dihasankan oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohihul Jaami’ no. 1856

Kedua, ucapkanlah salam ketika bertemu.

Jika orang yang sakit adalah muslim maka hendaklah diawali dengan mengucapkan salam berdasar keumuman sabda Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam ketika beliau menjelaskan tentang hak seorang muslim atas saudaranya yang muslim. Beliau bersabda:

...إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ...

“..Jika engkau berjumpa dengannya maka berilah salam kepadanya...” HSR. Muslim no. 5778 dari Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhu

Adapun jika yang sakitnya bukan seorang muslim maka ia tetap boleh untuk dijenguk namun hendaklah ia diajak untuk memeluk Islam sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut :

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ غُلَامٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ أَسْلِمْ فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنْ النَّارِ

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu 'anhu dia berkata : Adalah seorang pemuda Yahudi menjadi pelayan Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam lalu ia sakit. Maka Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam menjenguknya lalu beliau duduk di sisi kepalanya seraya mengatakan kepadanya : “Masukklah kamu ke dalam agama Islam!” Lalu ia memandang kepada bapaknya yang ada disisinya. Maka bapaknya mengatakan : “Taatilah Abu al-Qosim ( Yakni Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam ) lalu dia pun masuk Islam. Setelah itu, Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam keluar seraya mengatakan : “Segala puji bagi Alloh yang telah menyelamatkannya dari api neraka.” ( HSR. Al-Bukhori no. 1356 )

Ketiga, duduk di sisi kepala orang yang sakit jika memungkinkan ( lihat dalil sebelumnya yakni HSR. Al-Bukhori no. 1356  ) dan termasuk sunnah adalah mengatakan Laa ba’sa Thohuurun insya Alloh ketika menjenguk orang sakit.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى أَعْرَابِيٍّ يَعُودُهُ قَالَ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ عَلَى مَرِيضٍ يَعُودُهُ قَالَ لَا بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ   

Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu 'anhuma bahwasanya Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam menemui seorang arab badui yang sedang sakit untuk menjenguknya. Dan beliau jika menemui orang sakit yang dijenguknya beliau mengatakan :
لَا بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

“Tidak apa-apa, itu adalah pembersih ( yakni membersihkan dosa dan menghapus kesalahan ) insya Alloh.” ( HSR. Al Bukhori no. 5656 ).

Keempat, menanyakan keadaan si sakit baik secara langsung kepadanya atau kepada keluarganya.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى شَابٍّ وَهُوَ فِي الْمَوْتِ فَقَالَ كَيْفَ تَجِدُكَ قَالَ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنِّي أَرْجُو اللَّهَ وَإِنِّي أَخَافُ ذُنُوبِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ فِي مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا يَرْجُو وَآمَنَهُ مِمَّا يَخَافُ

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu 'anhu bahwasanya Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam menemui seorang pemuda yang sedang menanti maut. Lalu beliau berkata : “Bagaimana keadaanmu?” Dia menjawab : “Demi Alloh Ya Rosululloh sesungguhnya aku mengharapkan rohmat Alloh dan sesungguhnya aku takut akan dosa-dosaku.” Maka Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah berkumpul dalam hati seseorang dua keadaan ini melainkan dia akan diberikan Alloh apa yang diharapkannya dan Dia akan mengamankannya dari apa yang ditakutinya.” ( HR. Tirmidzi no. 999 dan dihasankan Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Misykatul Mashobih no. 1612 ).

Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu 'anhumaa  bahwasanya :

أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَرَجَ مِنْ عِنْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَجَعِهِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ فَقَالَ النَّاسُ يَا أَبَا حَسَنٍ كَيْفَ أَصْبَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَصْبَحَ بِحَمْدِ اللَّهِ بَارِئًا

Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu 'anhu keluar dari rumah Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam pada waktu beliau sakit yang menyebabkan wafatnya, maka orang-orang bertanya : “Wahai Abul Hasan, bagaimana keadaan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam pagi ini?” Ia menjawab : “Pagi ini beliau baik, alhamdulillah.” ( HSR. Al Bukhori no. 4447 )

Kelima, memberikan nasihat agar sabar dan ridho atas ketetapan Alloh serta memberikannya kabar gembira tentang keutamaan sakit atau musibah bagi seorang muslim.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu 'anhu, dari Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda : “Besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya Alloh jika mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan Alloh dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan Alloh.” ( HR. Ibnu Majah dalam sunannya no. 4167 dihasankan Syaikh Al Albani rohimahullo dalam Shohihut Targhib wat Tarhib no. 3407 )

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Dari Abu Sa’id al-Khudrie dan Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhuma dari Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam beliau bersabda : “Tidak ada sesuatupun yang menimpa seorang muslim berupa kepayahan, sakit yang terus menerus, kedukaan, kesedihan, kesengsaraan, duka cita hingga duri yang menusuknya melainkan Alloh akan menghapus dosa-dosanya dengan sebab itu semua.” ( HSR. Bukhori no. 5641 ).

Dan jangan lupa untuk mengingatkan si sakit untuk tetap melaksanakan perintah-perintah Alloh Subhaanahu wa Ta'aala seperti bertauhid, menegakkan sholat, memakai jilbab syar’ie ( jika si sakit adalah muslimah ), dsb dan menjauhi segala larangan-Nya seperti berbuat syirik, bid’ah dan berbagai kedurhakaan lainnya.

Keenam, hendaklah ia berdoa untuk dirinya kemudian mendoakan orang sakit yang dijenguknya.

Dari ‘Umar rodhiyalloh 'anhu bahwasanya Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam  bersabda :  “Barangsiapa yang melihat orang terkena mushibah lalu dia mengatakan :

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا

“Segala puji bagi Alloh yang telah menyelamatkan aku dari mushibah yang Alloh berikan kepadamu dan yang telah memberikan keutamaan kepadaku atas kebanyakan makhluk yang diciptakan-Nya.”

Maka ia akan diselamatkan dari mushibah itu. ( HR. Tirmidzi no. 3761 dan        Ibnu Majah no. 4025. Dishohihkan Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Ash-Shohihah karya Syaikh al-Albani rohimahulloh no. 602 )

Di antara doa-doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika menjenguk orang sakit adalah sebagai berikut :

Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu 'anhuma dari Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam beliau   bersabda : “Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum datang ajalnya kemudian ia berdoa di sisinya sebanyak tujuh kali :

أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ

“Aku memohon kepada Alloh Yang Maha Agung, Robb ‘Arsy yang agung agar menyembuhkanmu”

Melainkan Alloh akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut. ( HR. Tirmidzi no. 2227 dan Abu Dawud no. 3108 dishohikan oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohihut Targhib wat Tarhib no. 3480 dan Al-Misykah no. 1552)

Dari ‘Aisyah rodhiyallohu 'anha sesungguhnya Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam pernah memohon perlindungan untuk sebahagian keluarganya, beliau usap dengan tangan kanannya dan membaca :

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

“Ya Alloh, Robb manusia hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah karena Engkau adalah Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit.” ( HSR. Bukhori no. 5750  dan Muslim no. 5836, lafazh ini bagi Bukhori  )

Hendaklah orang yang sakit diajarkan doa berikut :

Dari Abu ‘Abdulloh Utsman bin Abul ‘Ash rodhiyallohu 'anhu bahwasanya ia mengadu kepada Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam rasa sakit yang ia rasakan di tubuhnya. Maka Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya : “Letakkanlah tanganmu pada tempat yang sakit kemudian bacalah        بِسْمِ اللهِ   ( Dengan nama Alloh ) sebanyak  tiga kali dan

 أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَ قُدْرَتَهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَ أُحَاذِرُ         

( Aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaan Alloh dari segala kejelekkan apa yang aku dapatkan dan apa yang aku khawatirkan ) sebanyak tujuh kali.  ( HR. Muslim no. 5867 ).

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ  وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang membacanya ketika sakit kemudian ia mati niscaya ia tidak dimakan api nerka.” ( HR. Tirmidzi no. 3758 dinilai shohih lighoirihi oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohihut Targhib wat Tarhib no. 3481 dari Abu Sa’id al-Khudrie dan Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhuma dengan diringkas )

Saudaraku, dari hadits-hadits shohih yang menjelaskan tentang do’a-do’a yang berhubungan dengan orang sakit nyatalah kekeliruan sebahagian kaum muslimin yang mendoakan orang sakit dengan cara kirim-kirim pahala al-Fatihah seperti ungkapan : “alaa kulli niyyatin sholihah wa ilaa hadhrotin Nabiyyi al-Faatihah!” atau mengadakan do’a-do’a dan dzikir berjama’ah. Dan lebih parah lagi ada yang sampai jatuh kepada perkara syirik seperti memohon pertolongan kepada para dukun, arwah-arwah wali dan selainnya.  Jika amalan-amalan tersebut disyariatkan dan dipandang baik oleh syari’at niscaya Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya akan mengamalkannya terlebih dahulu dan para imam-imam ahlul hadits pun akan memasukkan riwayat itu dalam kitab-kitab mereka. Oleh karena itu marilah kita mengamalkan apa-apa yang diajarkan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam berdasar keterangan yang nyata yang terdapat dalam hadits-hadits shohih baik di dalam masalah ini ataupun dalam masalah lainnya.

Ketujuh, menuntun si sakit yang akan meninggal untuk mengucapkan Laa ilaaha illalloh.

Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda :

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

“Talqinilah ( bimbing/tuntunlah ) orang yang akan meninggal dari kalian dengan ucapan Laa ilaaha illalloh ( Tiada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali Alloh ).” HSR. Muslim no. 2162 dari Abu Sa’id al-Khudrie rodhiyallohu 'anhu dan no. 2164 dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu

Saudaraku, demikian di antara amalan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam yang berkaitan dengan orang sakit. Semoga risalah ringkas ini termasuk amalan yang ikhlas bagi penyusunnya dan bermanfaat bagi kita semua. Aamien.

Baca pula tulisanku dengan judul : Keutamaan Sakit Bagi Seorang Muslim di http://elmukhtar.blogspot.com/2011/05/keutamaan-sakit-bagi-seorang-muslim_08.html

--------------------------------

Aku tulis catatan sederhanaku ini di Cibaruis pada hari Senin 2 Januari 2012 M..saat hari masih sangat pagi dan diliputi mendung ringan..