Inga..Inga..Inga

Dari 'Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang mencari ridho Alloh dengan membuat marah manusia maka Alloh meridhoinya dan menjadikan manusia ridho kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridho manusia dengan membuat Alloh murka maka Alloh murka kepadanya dan menjadikan manusia murka kepadanya." ( Shohih Ibnu Hibban jilid 2 no. 276 dihasankan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth rohimahulloh )

Minggu, 08 Mei 2011

Keutamaan Sakit Bagi Seorang Muslim

Oleh Ibnu Mukhtar

Saudaraku, bersyukur dan berbahagialah menjadi seorang muslim. Muslim yang selalu berpegang teguh dengan ajaran Islam yang sesuai sunnah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Yaitu ajaran Islam sebagaimana dijelaskan Alloh Ta’aala dalam kitab-Nya yang mulia ( Al Qur'anul Karim ), diterangkan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-haditsnya yang sah dan diamalkan oleh salafush sholih dari kalangan para sahabat Rosululloh, taabi'ien dan taabi'ut taabi'ien-tiga generasi yang telah dipersaksikan kebaikannya oleh Alloh dan Rosul-Nya-. Itulah ajaran Islam yang bersih dari segala campuran kesyirikan, kebid'ahan dan penyimpangan lainnya.  Apapun keadaan seorang muslim -apakah ia dalam keadaan menyukuri nikmat, bersabar dalam menghadapi musibah atau dalam bertaubat dari segala dosa dan kesalahan- semua itu akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya.

Saudaraku, di antara keutamaan yang Alloh janjikan bagi seorang muslim adalah keutamaan dalam sakit yang dirasakannya. Segala penderitaan seorang muslim karena sakit yang dideritanya, semua itu akan dibalasi Alloh Ta’aala dengan balasan yang paling baik. Oleh karena itu, siapapun di antara kita yang diuji Alloh Ta’aala dengan satu penyakit atau lebih maka janganlah berputus asa apalagi berburuk sangka kepada Alloh Ta’aala.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الأَنْصَارِىِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبْلَ مَوْتِهِ بِثَلاَثَةِ أَيَّامٍ يَقُولُ  « لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ »

Dari Jabir bin Abdulloh rodhiyallohu ‘anhuma bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda –tiga hari sebelum wafatnya- :         "Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu meninggal kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Alloh f." HSR. Muslim  Lihat Riyadhush sholihin 1/463 no. 446

Saudaraku, ingatlah bahwa Alloh-lah yang menurunkan penyakit dan Dia pula yang telah menetapkan obatnya. Maka tetaplah memohon kesembuhan hanya kepada Alloh Ta’aala dan bukan dengan mendatangi dukun, paranormal atau orang-orang pinter. Dan bukan pula dengan memohon kesembuhan kepada Alloh melalui perantara kuburan-kuburan keramat, apalagi malah meminta-minta kesembuhan itu secara langsung kepada arwah-arwah orang yang sudah mati. Amalan ini tidak pernah diamalkan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Bahkan  semua itu termasuk bentuk berdoa kepada selain Alloh Ta’aala-salah satu bentuk kesyirikan yang akan menghalangi pelakunya mendapatkan surga jika ia mati dan belum bertaubat darinya-.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - كَلِمَةً وَقُلْتُ أُخْرَى قَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « مَنْ مَاتَ وَهْوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ » . وَقُلْتُ أَنَا مَنْ مَاتَ وَهْوَ لاَ يَدْعُو لِلَّهِ نِدًّا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Dari Abdulloh bin Mas'ud rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : -dan aku menambahkannya- "Barangsiapa yang mati sedangkan ia menyeru tandingan selain Alloh maka ia masuk neraka." Aku menambahkan : "Dan barangsiapa yang mati sedangkan ia tidak menyeru tandingan ( sekutu ) bagi Alloh maka masuk surga."    HSR. Bukhori dalam shohihnya no. 4497

عَنْ جَابِرٍ قَالَ أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُوجِبَتَانِ فَقَالَ « مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ ».

Dari Jabir bin Abdulloh rodhiyallohu ‘anhuma, ia berkata : Seorang laki-laki mendatangi Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam seraya berkata : "Wahai Rosululloh! Apakah dua perkara yang pasti itu?" Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang mati sedangkan ia tidak mempersekutukan Alloh sedikitpun maka ia masuk surga. Dan barangsiapa yang mati sedangkan ia mempersekutukan Alloh sedikitpun maka ia masuk neraka." HSR. Muslim dalam shohihnya no. 279

Jauhilah pula untuk mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung apa yang diharomkan-Nya seperti khomr, unsur-unsur babi dan lainnya. Selain hal tersebut dilarang agama, sungguh Alloh Ta’aala tidaklah menjadikan kesembuhan itu pada apa-apa yang diharomkan-Nya.

Berkata Abdulloh bin Mas'ud rodhiyallohu ‘anhu:

إنَّ اللَّهَ لَمْ يَجْعَلْ شِفَاءَكُمْ فِيمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ

"Sesungguhnya Alloh Ta’aala tidak menjadikan kesembuhan penyakit kalian pada apa-apa yang diharomkannya atas kalian." HSR. Bukhori 

Perhatikanlah rambu-rambu yang telah dijelaskan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam urusan berobat-bahkan dalam seluruh aspek kehidupan- agar kita tidak sesat dan celaka di akhirat. Ingatlah, hidayah dan keselamatan dunia dan akhirat itu adalah dengan berpegang teguh dengan ajaran Islam yang sesuai dengan sunnah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam .

Saudaraku, berikut di antara keutamaan seorang muslim yang diuji Alloh Ta’aala dengan penyakit yang dideritanya. Semoga bermanfaat bagi kita semua, aamien.

Pertama, sakit merupakan salah satu penghapus dosa-dosa bagi seorang muslim.

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ وَأَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّهُمَا سَمِعَا رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلاَ نَصَبٍ وَلاَ سَقَمٍ  وَ لاَ حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلاَّ كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ ».

Dari Abu Sa'ied Al-Khudrie dan Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhuma bahwasanya mereka mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Tidaklah menimpa seorang mu'min rasa sakit yang terus menerus, kepayahan ( kelelahan ), penyakit, dan kesedihan hingga kesusahan yang menyusahkannya melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya." HSR. Muslim dalam shohihnya no. 6733

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ »

Dari Abu Sa'ied Al-Khudrie dan Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhuma dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : "Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya melainkan Alloh akan menghapuskan dengannya dosa-dosanya." HSR. Bukhori dalam shohihnya no. 5641

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قاَلَ :سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم يَقُوْلُ : إِنَّ اللهَ لَيَبْتَلِيْ عَبْدَهُ بِالسَّقَمِ حَتَّى يُكَفِّرَ ذَلِكَ عَنْهُ كُلَّ ذَنْبٍ هذا حديث صحيح على شرط الشيخين و لم يخرجاه

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Alloh benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit sehingga Dia menghapuskan setiap dosa darinya." HR. Al Hakim dalam Al Mustadrok no. 1286. Al Hakim berkata : "Ini hadits shohih atas syarat Bukhori dan Muslim meskipun keduanya tidak memasukkan dalam kitab mereka.". Dishohihkan Syaikh al-Albani rohimahulloh dalam "Ash-Shohihah" no. 3393

Kedua, menunjukkan salah satu tanda orang yang dikehendaki Alloh Ta’aala kebaikan.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه  يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا   يُصِبْ مِنْهُ »

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang dikehendaki Alloh Ta’alaa kebaikan pada dirinya, maka Dia akan memberikan cobaan kepadanya." HSR. Bukhori dalam kitab shohihnya no. 5645

Saudaraku, tidak diragukan lagi bahwa menderita sakit termasuk sebuah cobaan dari Alloh Ta’aala. Maka seorang muslim yang sakit pada hakikatnya ia sedang dikehendaki kebaikan oleh Alloh Ta’aala. Oleh karena itu berbahagialah dan jangan berkeluh kesah apalagi berputus asa terhadap cobaan ini.

Ketiga, menunjukkan salah satu tanda orang yang sedang dicintai Alloh Ta’aala dan dijanjikan pahala yang besar.

عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Alloh mencintai suatu kaum Dia akan menguji mereka, barangsiapa yang ridlo maka baginya keridloan Alloh, namun barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan Alloh." HR. Tirmidzi dalam sunannya no. 2330 dihohihkan Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam ash-Shohihah no. 146

Keempat, salah satu sebab untuk meraih kedudukan yang mulia di sisi Alloh Ta’aala.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ الرَّجُلَ لِيَكُونُ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ الْمَنْزِلَةُ ، فَمَا يَبْلُغُهَا بِعَمَلٍ فَمَا   يَزَالُ اللَّهُ يَبْتَلِيهِ بِمَا يَكْرَهُ ، حَتَّى يُبَلِّغَهُ إِيَّاهَا

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya seseorang benar-benar memiliki kedudukan di sisi Alloh, namun tidak ada satu amal yang bisa menghantarkannya ke sana. Maka Alloh senantiasa mencobanya dengan sesuatu yang tidak disukainya hingga menyampaikannya kepada kedudukan tersebut." HR. Abu Ya'la dalam musnadnya. Lihat ash Shohihah karya Syaikh Al Albani rohimahulloh no. 2599

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنَ اللهِ مَنْزِلَةٌ فَلَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلٍ ابْتَلاَهُ اللهُ فِيْ جَسَدِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ فِيْ وَلَدِهِ ثمُ َّصَبَرَ عَلَى ذلِكَ حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِيْ سَبَقَتْ لَهُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Sesungguhnya seorang hamba jika telah ditetapkan oleh Alloh suatu kedudukan di sisi-Nya lalu ia tidak dapat mencapainya dengan amalan maka Alloh menguji pada jasad, harta dan anaknya kemudian ia bersabar dalam menghadapinya hingga Alloh menyampaikannya kepada kedudukan tersebut.” HR. Abu Dawud dalam sunannya no. 2686. Syaikh Al Albani rohimahulloh menilainya shohih lighoirihi dalam Shohieh at-Targhieb wat Tarhieb no. 3409

Kelima, pahalanya tetap mengalir seperti ketika ia melakukannya ketika sehat.

Ibrahim Abu Isma'il As-Saksakiy berkata; Aku mendengar Abu Burdah pernah bersama dengan Yazid bin Abi Kabsyah dalam suatu perjalanan dimana Yazid tetap berpuasa dalam safar, lalu Abu Burdah berkata; "Aku sering mendengar berkali-kali Abu Musa Al Asy’ari rodhiyallohu ‘anhu berkata; Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam  telah bersabda:

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

"Jika seorang hamba menderita sakit atau bepergian ditulis baginya (pahala) seperti ketika dia beramal sebagai muqim dan dalam keadaan sehat". HSR. Bukhori dalam shohihnya no. 2774

Keenam, menghindarkan dari siksa neraka.

Mengucapkan dzikir berikut ketika sakit :

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ   

"Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali hanya Alloh, dan Alloh Maha Besar. Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali hanya Alloh semata. Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali hanya Alloh semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali hanya Alloh, milik-Nya kerajaaan dan pujian. Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali hanya Alloh dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Alloh."

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang mengucapkannya ketika sakit kemudian ia mati maka ia tidak akan disentuh api neraka." HR. Tirmidzi dalam sunannya no. 3758 lihat ash-Shohihah karya Syaikh Al Albani rohimahulloh no. 1390


عَنِ الأَغَرِّ أَبِى مُسْلِمٍ قَالَ أَشْهَدُ عَلَى أَبِى سَعِيدٍ وَأَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ. صَدَّقَهُ رَبُّهُ فَقَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا وَأَنَا أَكْبَرُ.وَإِذَا قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ. قَالَ يَقُولُ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا وَأَنَا وَحْدِى. وَإِذَا قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ. قَالَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا وَحْدِى لاَ شَرِيكَ لِى. وَإِذَا قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ. قَالَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا لِىَ الْمُلْكُ وَلِىَ الْحَمْدُ. وَإِذَا قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ. قَالَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِى. وَكَانَ يَقُولُ مَنْ قَالَهَا فِى مَرَضِهِ ثُمَّ مَاتَ لَمْ تَطْعَمْهُ النَّارُ ».

Dari al-Aghor Abu Muslim, ia berkata aku bersaksi bahwa Abu Sa'ied al-Khudri dan Abu Huroiroh keduanya menyaksikan bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa yang mengatakan 'Laa ilaaha illalloh wallohu akbar maka Robb-nya membenarkan ucapan hamba-Nya seraya berfirman : 'Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali Aku dan Aku Maha Besar'. Dan jika ia mengatakan, 'Laa ilaaha illalloh wahdahu' maka Alloh berfirman, ''Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali Aku dan Akulah satu-satunya yang berhak diibadahi.' Dan jika ia mengatakan, 'Laa ilaaha illallohu wahdahu laa syarieka lahu', maka Alloh berfirman, ''Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali Aku dan Aku satu-satunya yang berhak diibadahi dan tidak ada sekutu bagi-Ku'. Dan jika ia mengatakan, 'Laa ilaaha illallohu lahul mulku wa lahul hamdu', maka Alloh berfirman, 'Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali Aku, Milik-Ku kerajaan dan pujian'. Dan jika ia mengatakan, 'Laa ilaaha illalloh wa laa hawla wa laa quwwata illaa billahi', maka Alloh berfirman : ''Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali Aku dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan dari-Ku'.

"Barangsiapa yang mengucapkannya ketika sakit kemudian ia mati maka ia tidak akan disentuh api neraka." HR. Tirmidzi dalam sunannya no. 3758

Ketujuh, menjadi salah satu tambahan kebaikan bagi muslim yang menjenguknya.

قَالَ عَلِىٌّ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِىَ وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِى الْجَنَّةِ ».

Ali bin Abu Tholib rodhiyallohu ‘anhu berkata : Aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Tidaklah seorang muslim menjenguk seorang muslim yang sedang sakit di pagi hari melainkan tujuh puluh ribu malaikat akan bersholawat kepadanya hingga sore hari. Dan jika ia menjenguknya di waktu petang maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersholawat kepadanya hingga pagi hari. Dan ia akan mendapatkan buah-buahan yang siap santap kelak di surga." HR. Tirmidzi dan Abu Dawud. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Misykatul Mashobih no. 1550

Saudaraku, demikian di antara keutamaan sakit bagi seorang muslim. Maka kenikmatan mana lagi yang kita dustakan?

Ya Alloh, kami ridho menjadikan Engkau sebagai Robb yang kami ibadahi dengan sebenarnya
Ya Alloh, Kami ridho menjadikan Islam sebagai dien kami baik dalam ucapan, keyakinan dan amalan kami
Ya Alloh kami ridho menjadikan Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagai Nabi dan Rosul-Mu, tidak ada Nabi setelah beliau Engkau utus
Ya Alloh, ridhoilah kami dan jadikanlah kami dengan rohmat-Mu sebagai penduduk surga-Mu nan indah kekal abadi, aamien.

--Aku tulis catatan ini pada hari Jum’at, 4 Jumadil Ula 1432 H / 8 April 2011 M--