Inga..Inga..Inga

Dari 'Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang mencari ridho Alloh dengan membuat marah manusia maka Alloh meridhoinya dan menjadikan manusia ridho kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridho manusia dengan membuat Alloh murka maka Alloh murka kepadanya dan menjadikan manusia murka kepadanya." ( Shohih Ibnu Hibban jilid 2 no. 276 dihasankan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth rohimahulloh )

Sabtu, 07 Mei 2011

Menuduh Muslim Tanpa Bukti ( Akhlak Tercela Penyebab Petaka )


Cibaruis, Selasa 22 Jumadil Awwal 1432 H / 26 April 2011 M

Oleh Ibnu Mukhtar

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillah wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’ien. Wa ba’du.

Saudaraku, ketahuilah bahwa menuduh seorang muslim dengan tuduhan-tuduhan keji seperti pengikut aliran sesat, pemecah belah umat, ahlul bid’ah dan tuduhan lainnya sementara tidak ada bukti yang bisa dipegangi bukanlah perkara ringan di sisi Alloh Ta’aala. Sungguh semua itu termasuk perkara yang ringan di lisan namun memiliki konsekuensi yang berat dalam pandangan Alloh ‘Azza wa Jalla.

Alloh berfirman tentang berita bohong  yang ditujukan kepada  Ummul Mu’minin ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha :

إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ 

“Ingatlah di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Alloh adalah besar.” QS. An Nuur ; 24 : 15

Betapa banyak orang memberikan pernyataan tentang keadaan saudaranya yang muslim itu tanpa dipikirkan lebih mendalam atau diperiksa kebenaran beritanya terlebih dahulu. Akibatnya, berbagai pembicaraan tentang keadaan seorang muslim apakah berupa aib, desas-desus  atau tuduhan keji tanpa bukti menjadi perkara yang biasa dan bahkan berkembang pesat di masyarakat kecuali mereka yang dirahmati Alloh Ta’aala. Tak heran, dalam masyarakat seperti ini ada orang yang melabeli seorang muslim yang menjauhi syirik, bid’ah dan penyimpangan lainnya sebagai orang sesat, gila dan tuduhan keji lainnya. Padahal orang yang berkomentar itu sholat saja tidak, bisa ngaji juga tidak dan hidupnya pun bergelimang dosa, kezholiman dan kelalaian. Wallohul Musta’aan.

Saudaraku, sungguh begitu banyak beban yang akan dipikul dan bahaya yang akan ditemui oleh mereka yang tidak pandai menjaga lisannya dari melontarkan kekejian dan tuduhan kepada seorang muslim. Apalagi jika yang dituduh itu adalah para ‘Ulama dan da’i-da’i Ahlussunnah wal Jamaa’ah yang hidup dan matinya di jalan Alloh untuk membentengi agama-Nya dari segala rongrongan para penyimpang serta menyibukkan waktu dan kehidupannya untuk membimbing umat Islam kepada ajaran Islam yang bersih dari syirik, bid’ah dan penyimpangan lainnya. Maka bahaya yang akan diterima oleh mereka yang tidak pandai menjaga lisannya itu lebih dasyat lagi dari sekedar menuduh seorang muslim kalangan biasa.

Saudaraku, berikut di antara bahaya menuduh seorang muslim tanpa bukti. Semoga Alloh menjauhkan kita semua dari akhlak buruk pembawa petaka ini, aamien.

Pertama, termasuk perbuatan melanggar kehormatan seorang muslim.

عَنْ أَبِيْ بَكْرَةٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ فِيْ خُطْبَتِهِ فِيْ حَجَّةِ الْوَدَاعِ إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِيْ شَهْرِكُمْ هَذَا فِيْ بَلَدِكُمْ هَذَا أَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ رواه البخاري ومسلم وغيرهما

 Dari Abu Bakrah rodhiyallohu ‘anhu bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda pada waktu haji Wada’, ‘Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah harom atas kalian seperti haromnya hari kalian ini, pada bulan ini dan di negeri kalian ini. Ketahuilah, bukankah aku telah menyampaikannya?”  HSR, Bukhori dan Muslim. Lihat Shohiehut Targhieb wat Tarhieb  karya Syaikh Al Albani rohimahulloh no. 2828

Kedua, menunjukkan keimanannya belum sempurna.

Saudaraku, orang yang menodai kehormatan saudaranya yang muslim apakah dengan cara merendahkannya, menggunjingnya atau menuduhnya dengan suatu tuduhan yang keji tanpa bukti maka orang tersebut imannya masih bermasalah dan belum sempurna. Mungkinkah seorang muslim yang mencintai saudaranya yang muslim mau menodai kehormatan saudaranya?

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ  لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Tidak beriman seorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya apa-apa yang ia cintai untuk dirinya.” HSR. Al-Bukhori no. 13 dan Muslim no. 179.

Ketiga, menunjukkan kualias keislamannya masih bermasalah.

Seorang muslim yang meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat termasuk orang yang baik keislamannya. Maka seorang muslim yang lisan dan tangannya membuat tidak nyaman saudaranya termasuk orang yang kualitas keislamannya masih bermasalah.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو - رضى الله عنهما - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ : الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Dari Abdulloh bin Amr bin al-‘Ash rodhiyallohu ‘anhuma dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Orang muslim itu adalah orang yang kaum muslimin selamat dari kejahatan lisan dan tangannya.” HSR. Al Bukhori no. 10 dan Muslim no. 171.

Keempat, termasuk kedustaan.

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu ia berkata:    Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

“Cukuplah seorang dikatakan berdusta apabila ia menceritakan seluruh yang ia dengar. HSR. Muslim. Lihat Shohiehul Jaami’ karya Syaikh Al Albani rohimahulloh no. 4482

Orang yang menyebarkan berita tentang seorang muslim-apalagi tentang aibnya- tanpa diperiksa terlebih dahulu benar dan tidaknya maka ia termasuk berdusta sebagaimana kandungan hadits tersebut.

Kelima, termasuk perbuatan menyakiti hati seorang muslim.

Alloh Subhaanahu wa Ta’aala berfirman :

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. QS. Al Ahzaab ayat 58

Keenam, jika apa yang ditudukan itu tidak benar maka tuduhan itu akan kembali kepada sang penuduh.

عَنْ أَبِى ذَرٍّ - رضى الله عنه - أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « لاَ يَرْمِى رَجُلٌ رَجُلاً بِالْفُسُوقِ ، وَلاَ يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ ، إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ ، إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ

Dari Abu Dzar rodhiyallohu ‘anhu bahwa ia mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah seorang menuduh orang lain sebagai fasik atau kafir melainkan tuduhan tersebut akan kembali kepadanya apabila orang yang dituduhnya itu tidak demikian.” HSR. Al Bukhori no. 6045

Ketujuh, Alloh Ta’aala akan membongkar aib sang penuduh walau ia berada di rumahnya.

عَنْ أَبِى بَرْزَةَ الأَسْلَمِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الإِيمَانُ قَلْبَهُ لاَ تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِى بَيْتِهِ.

Dari Abu Barzah al-Aslamie rodhiyallohu ‘anhu ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya namun belum masuk ke dalam hatinya janganlah menggunjing kaum muslimin dan janganlah mencari-cari aib mereka. Barangsiapa yang mencari-cari aib mereka maka Alloh akan mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yang dicari-cari aibnya oleh Alloh niscaya Dia akan menyingkap aibnya meskipun dia ada dirumahnya.” HR. Abu Dawud dalam sunannya no. 4882. Hadits ini dinilai hasan shohieh oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohiehut Targhieb wat Tarhieb no. 2340

Kedelapan, termasuk perbuatan memakan daging saudaranya sendiri.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ رَجُلٌ، فَوَقَعَ فِيهِ رَجُلٌ مِنْ بَعْدِهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:تَخَلَّلْ، قَالَ: وَمَا أَتَخَلَّلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَكَلْتُ لَحْمًا؟ قَالَ:إِنَّكَ أَكَلْتَ لَحْمَ أَخِيكَ.

Dari Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu, dia berkata : “Kami berada di dekat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam lalu seorang laki-laki bangkit lalu yang lain menjelek-jelekannya. Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Bersihkanlah gigimu!” Orang itu menjawab : “Dari kotoran apa aku harus membersihkannya? Saya tidak memakan daging sedikitpun.” Beliau menjawab : “Kamu telah memakan daging saudaramu.” HR. Thobronie dalam Mu’jamul Kabir no. 9947 dan lainnya. Dinilai shohieh lighoirihi oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohiehut Targhieb wat Tarhieb no. 2837

Kesembilan, Alloh ‘Azza wa Jalla menyiapkan minuman yang berasal dari lumpur perasan nanah penduduk neraka bagi orang yang menuduh seorang mu’min.

Dari Abdulloh bin Umar rodhiyallohu ‘anhuma, dia berkata : “Aku telah mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

...وَمَنْ قَالَ فِى مُؤْمِنٍ مَا لَيْسَ فِيهِ أَسْكَنَهُ اللَّهُ رَدْغَةَ الْخَبَالِ حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ

 “…Barangsiapa yang berbicara jelek tentang seorang mu’min apa yang tidak dimilikinya maka Alloh akan memberikannya minuman lumpur perasan nanah penduduk neraka sampai dia keluar dari sesuatu yang dia katakan. HR. Abu Dawud dalam sunannya no. 3599 dan dishohiehkan oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohiehut Targhieb no. 2845

Kesepuluh, menyia-nyiakan salah satu kesempatan mendapatkan pembelaan Alloh Ta’aala di hari kiamat.

عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَرُدَّ عَنْهُ نَارَ جَهَنَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ 

Dari Abu Darda rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya niscaya Alloh akan memalingkan wajahnya dari api neraka pada hari kiamat.” HR. Ahmad dalam musnadnya no. 28308 dinilai shohieh lighoirih oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohiehut Targhieb wat Tarhieb no. 2848.

Saudaraku demikian dapat disampaikan. Semoga Alloh melindungi kita semua dari segala ucapan dan amalan yang mendatangkan kemurkaan-Nya dunia dan di akhirat kelak. Dan pada akhirnya semoga Alloh menjadikan kita termasuk penduduk surga-Nya kelak, aamien.

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه أجمعين

Sumber : Buletin Sabilul Mu’minin no. 25 Thn ke VI Tgl. 19 Rojab 1431 H / 2 Juli 2010 M dengan sedikit perubahan.

Sebuah catatanku di Facebook :

http://www.facebook.com/profile.php?id=100002044811863&sk=notes#!/note.php?note_id=180134962038410