Inga..Inga..Inga

Dari 'Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang mencari ridho Alloh dengan membuat marah manusia maka Alloh meridhoinya dan menjadikan manusia ridho kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridho manusia dengan membuat Alloh murka maka Alloh murka kepadanya dan menjadikan manusia murka kepadanya." ( Shohih Ibnu Hibban jilid 2 no. 276 dihasankan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth rohimahulloh )

Kamis, 23 Juni 2011

Ketika Orang Sholeh Datang Meminang

Oleh Ibnu Mukhtar

Cibaruis, Kamis, 21 Rajab 1432 H / 23 Juni 2011 M


Segala puji hanya milik Alloh Robb semesta Alloh. Sholawat dan salam semoga senantiasa Alloh sampaikan kepada Nabi Muhammad, ahlul baytnya, dan seluruh para sahabatnya, aamiin.

Saudaraku, tidak diragukan lagi bahwa mendapatkan pasangan yang sholeh merupakan anugrah terindah setelah hidayah. Sungguh betapa sangat bermakna dan begitu indahnya jika kehidupan kita dalam mencari keridhoan Alloh dan karunia-Nya didampingi pasangan yang bertakwa kepadaNya. Dan sungguh betapa sengsaranya hati dan sempitnya kehidupan jika pasangan yang mendampingi kita bukanlah sosok yang baik agama dan akhlaknya. Maka sudah semestinya kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjadi orang yang  sholeh dan mendapatkan pasangan yang sholeh disertai kesungguhan pula dalam berdoa kepada-Nya.

Lalu apa yang dilakukan seorang muslimah ketika datang orang sholeh yang meminangnya?

Saudaraku, berikut hal-hal yang semestinya dilakukan seorang muslimah ketika datang orang yang sholeh meminang dirinya.

Pertama, bersyukurlah kepada Alloh atas karunia-Nya.

Bersyukurlah kepada Alloh atas nikmat-Nya ini. Sungguh kedatangan orang sholeh yang meminangnya menunjukkan karunia Alloh kepada dirinya. Perhatikanlah sekitar kita. Sungguh betapa banyak wanita yang tidak seberuntung dirinya. Mereka selalu mengharapkan kedatangan lelaki sholeh yang akan menjadi suaminya namun Alloh mengujinya sehingga belum ada lelaki sholeh yang tertarik untuk menikahinya. Kalau pun ada orang sholeh yang meminangnya namun kesempatan itu sering kali tidak dihargai dan dimanfaatkannya dengan baik. Ia menginginkan suami sholeh yang ideal sementara kesholehan dirinya pun bermasalah. Akhirnya banyak wanita yang telah mencapai usia tiga puluh tahun atau  lebih dalam kondisi tak pernah menikah sekalipun.

Kedua, mengizinkan calonnya untuk melihat wajahnya.

Nazhor atau melihat wajah calon pasangan termasuk sunnah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Tentunya pelaksanaan Nazhor ini harus ditemani mahrom sang wanita dan harom hukumnya jika berkholwat ( hanya berdua-duaan saja tanpa mahrom )

عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّهُ خَطَبَ امْرَأَةً فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « انْظُرْ إِلَيْهَا فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا »

Dari Al Mughiroh bin Syu’bah rodhiyallohu ‘anhu pernah meminang seorang wanita, maka Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya : “Lihatlah wanita tersebut, sebab hal itu lebih patut untuk  melanggengkan cinta kasih antara kalian berdua.” HR. Tirmidzi dalam sunannya no. 1110 dishohihkan Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Ash-Shohiihah no. 96

Dan boleh juga seorang lelaki sholeh yang akan menikahi wanita pilihannya untuk melihatnya tanpa sepengetahuan dirinya berdasar keterangan     berikut :

Dari Abu Humaid, ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَنْظُرَ إِلَيْهَا إِذَا كَانَ إِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَيْهَا لِخِطْبَتِهِ وَإِنْ كَانَتْ لاَ تَعْلَمُ

“Jika salah seorang di antara kalian hendak meminang wanita maka tidak mengapa baginya untuk melihatnya apabila ia melihatnya itu untuk meminangnya meskipun wanita yang dilihatnya tersebut tidak mengetahuinya.” HR. Ahmad dalam musnadnya no. 23650 dishohihkan Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Ash-Shohiihah no. 97

Ketiga, beristikhorohlah kepada Alloh Ta’aala

Jika ia merasa mantap untuk menikah dengan lelaki yang meminangnya maka masing-masing pihak untuk beristikhoroh kepada Alloh Ta’aala. Yakni sholat dua raka’at dan berdoa setelahnya dengan doa istikhoroh ( lihat dalam buku-buku doa yang sesuai sunnah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ).

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata , tatkala masa ‘iddah Zainab binti Jahsy sudah selesai, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Zaid, ‘Sampaikanlah kepadanya bahwa aku akan meminangnya.’ Zaid berkata, ‘Lalu aku pergi mendatangi Zainab lalu aku berkata,Wahai Zainab, bergembiralah karena Rosululloh mengutusku bahwa beliau akan meminangmu.” Zainab berkata, ‘Aku tidak akan melakukan sesuatu hingga aku meminta pilihan yang baik  kepada Alloh’. Lalu Zainab pergi ke masjidnya. Lalu turunlah ayat Al Qur’an dan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam datang dan langsung menemuinya.’” HSR. Muslim dalam shohihnya no. 3575

Keempat, bermusyawarahlah kepada ahli ilmu yang terkenal kesholehan dan kemuliaan akhlaknya.

Dari Fathimah bin Qois rodhiyallohu ‘anha, ia berkata :

فَلَمَّا حَلَلْتُ ذَكَرْتُ لَهُ أَنَّ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِى سُفْيَانَ وَأَبَا جَهْمٍ خَطَبَانِى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَمَّا أَبُو جَهْمٍ فَلاَ يَضَعُ عَصَاهُ عَنْ عَاتَقِهِ وَأَمَّا مُعَاوِيَةُ فَصُعْلُوكٌ لاَ مَالَ لَهُ انْكِحِى أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ ».فَكَرِهْتُهُ ثُمَّ قَالَ « انْكِحِى أُسَامَةَ ». فَنَكَحْتُهُ فَجَعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا وَاغْتَبَطْتُ بِهِ.

Ketika selesai masa iddahku aku sampaikan kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bahwasanya Mu’awiyah bin Abu Sufyan dan Abu Jahm telah meminangnya. Maka  Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Adapun Abu Jahm ia tidak menurunkan tongkatnya ( kasar terhadap istri ). Sedangkan Mu’awiyah itu fakir tak memiliki harta. Menikahlah dengan Usamah bin Zaid.” Maka aku merasa tidak suka dengan Usamah bin Zaid. Kemudian beliau bersabda : ‘Menikahlah dengan Usamah’. Maka aku menikah dengannya dan Alloh menjadikan padanya kebaikan dan aku merasa bahagia dengannya. HR. Muslim no. 3770

Saudaraku, hadits yang mulia ini memiliki banyak faedah dan pelajaran bagi kita. Di antaranya adalah bolehnya seorang wanita meminta pendapat kepada orang berilmu yang terkenal bagus agama dan akhlaknya mengenai orang yang meminangnya. Maka orang yang dinilai baik oleh ahli ilmu itulah yang akan dijadikan suami baginya kelak.

Kelima, menyegerakan pernikahan

Setelah dirasa hati merasakan kemantapannya untuk menikah maka segeralah laksanakan pernikahan itu disertai rasa tawakkal kepad Alloh Ta’aala. Laksanakanlah pernikahan itu dengan menjadikan sunnah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagai pedomannya. Tinggalkan tata cara jahiliyyah atau mengutamakan adat istiadat dan apa pun yang menyelisihi syari’at. Ingatlah dalam menikah sesuai sunnah itu penuh kebaikan dan keutamaan. Ia pun mudah dilakukan lagi mendatangkan ganjaran dari Arrohmaan.

( lihat Buletin Sabilul Mu’minin No. 33 Thn Ke VI  Tgl  22 Syawwal 1431 H /   1 Oktober  2010 M    dengan judul keutamaan menikah sesuai sunnah atau lihat di http://elmukhtar.blogspot.com/2011/05/keutamaan-menikah-sesuai-sunnah_09.html)

Dan hendaknya wali nikah tidak memberat-beratkan atau menghalang-halangi pernikahan putrinya atau wanita yang menjadi tanggung jawabnya dengan lelaki sholeh pilihannya. Takutlah kepada Alloh Ta’aala dan janganlah membantu syaithon dalam menghalangi manusia dari jalan Alloh.

عَنْ أَبِى حَاتِمٍ الْمُزَنِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَنْكِحُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ ».

Dari Abu Hatim al-Muzani rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Rosululloh shollalohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika datang kepada kalian seseorang yang kalian ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia dengan anak kalian. Jika kalian tidak melakukannya maka akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.”   HR. Tirmdizi dalam sunannya no. 1108 dinilai hasan ligoirihi oleh Syaikh al-Albani rohimahulloh dalam Ash-Shohiehah no. 1022 dan Irwaul Gholil no. 1868

Saudaraku demikian dapat disampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Berkata ibnu mukhtar –seorang hamba yang sangat membutuhkan ampunan dan rahmat Robbnya- mengakhiri tulisannya : “Ya Alloh jika dalam pandangan-Mu poligami adalah perkara yang membawa kebaikan untukku dalam agama, dunia dan akhiratku maka pilihkanlah untukku wanita-wanita sholehah dalam pandangan-Mu..Engkaulah yang Maha Mengetahui siapa dan dimana orangnya itu..Datangkanlah mereka dengan cara yang Engkau ridhoi dan sesuai sunnah Nabi-Mu..jadikanlah mereka istri-istri yang menyejukkan mata dan hatiku..jadikanlah aku penyejuk mata dan hati mereka..jadikanlah rumah tangga kami rumah tangga yang Engkau cintai dan ridhoi, rumah tangga yang penuh berkah dan terjaga sampai kami memasuki surga-Mu kelak...Dan jika poligami bukanlah perkara yang mendatangkan kebaikan untukku dalam agama, dunia dan akhiratku maka lindungilah aku dari wanita dan fitnahnya..jagalah aku dari wanita dan kejahatan yang dibawanya..sungguh tidak ada yang dapat menyelamatkanku dari segala perkara yang menggelincirkan kecuali Engkau semata..aku beriman bahwa apa yang Engkau halalkan adalah halal..dan apa yang Engkau haramkan adalah haram..Tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Engkau semata yang tidak ada sekutu bagi-Mu dan Muhammad itu adalah hamba dan Rosul-Mu yang tidak ada Nabi dan Rosul sesudah beliau..”

Wa shollallohu ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’iin..