Inga..Inga..Inga

Dari 'Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang mencari ridho Alloh dengan membuat marah manusia maka Alloh meridhoinya dan menjadikan manusia ridho kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridho manusia dengan membuat Alloh murka maka Alloh murka kepadanya dan menjadikan manusia murka kepadanya." ( Shohih Ibnu Hibban jilid 2 no. 276 dihasankan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth rohimahulloh )

Selasa, 24 Mei 2011

Apa Yang Dibaca Pada Tasyahhud Akhir?

Oleh Ibnu Mukhtar

Kampung Bulak Jawa Barat, Selasa 20 Jumadil Akhir 1432 H / 24 Mei 2011 M

Bismillah, wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah, wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’iin. Amma ba’du!

Saudaraku, ketahuilah bahwa ketika kita duduk di akhir sholat yakni sebelum kita mengucapkan salam ( Tasyahhud Akhir ), Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan berbagai bacaan yang seharusnya kita amalkan. Mengingat banyaknya saudara-saudara kita seislam yang belum mengetahuinya, maka disusunlah risalah yang sangat sederhana ini.


Saudaraku berikut berbagai bacaan yang dibaca pada saat seorang muslim melakukan tasyahhud akhir berdasar riwayat-riwayat yang sah dari      Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Semoga bermanfaat bagi kita semua, aamien.

Pertama, membaca doa tasyahhud.

Saudaraku, doa tasyahhud yang diajarkan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam terdapat beberapa lafazh. Salah satu di antaranya sebagai     berikut :

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

Doa tasyahhud ini bersumber dari hadits shohih berikut :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ فَكَانَ يَقُولُ « التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ »

Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma  bahwasanya ia berkata : “Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah mengajari kami Tasyahhud sebagaimana beliau mengajarkan kami surat dalam Al Qur’an. Beliau mengatakan :….. ( yang artinya : ‘Segala ucapan penghormatan, keberkahan, pengagungan dan pujian  adalah milik Alloh. Keselamatan, rahmat dan keberkahan untukmu wahai Nabi. Begitu pula keselamatan, rahmat dan keberkahan untuk kami dan untuk hamba-hamba Alloh yang sholih. Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya melainkan hanya Engkau dan bahwasanya Muhammad itu adalah utusan Alloh.’)” HSR. Muslim dalam shohihnya no.  929

Keterangan :

Pertama, ucapan salam dalam tasyahhud yang diucapkan ketika Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam  telah wafat adalah sebagaimana penjelasan berikut :

Berkata Ibnu Hajar asqolanie rohimahulloh : Pada saat Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam masih hidup para sahabat mengucapkan :

السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Namun setelah beliau wafat maka mereka tinggalkan kata ganti ‘ka’ sehingga menjadi :

السَّلاَمُ عَلَى النَّبِىِّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Jadi ini yang seharusnya diamalkan. Adapun jika masih menggunakan lafazh yang Nabi ajarkan sebagaimana aslinya maka ini pun tidak mengapa menurut keterangan sebahagian ulama. Wallohu a’lam.

Kedua, dalam lafazh syahadat tauhid boleh ditambahkan ucapan ‘wahdahu laa syariika lahu’ sehingga menjadi :

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ

Artinya : “Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali hanya Alloh semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya..”

Jika tidak ditambahkan pun tidak apa-apa sebagaimana pendapat ‘Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu ( Al Awsath karya Thobroni no. 2848 dengan sanad yang shohih.)

Ketiga, dalam riwayat An Nasa-i dalam sunannya no. 1174 dan dishohihkan Syaikh Al Albani rohimahulloh, lafazh syahadat Muhammad boleh dibaca :

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُولُه

Maka tasyahhud di atas ( dan dibaca pula untuk tasyahhud awwal ) boleh dibaca berikut :

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَى النَّبِىِّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُولُهُ

At-Tahiyyaatul Mubaarokaatush Sholawaatuth Thoyyibaatu lillah. Assalaamu’alan Nabiyyi wa rohmatullohi wa barokaatuhu. Assalaamu’alaynaa wa ‘alaa ‘ibaadillahish Shoolihiin. Asyhadu an Laa ilaaha illallohu wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rosuuluh.

Wallohu a’lam.

Kedua, membaca sholawat kepada Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam

Saudaraku di antara bacaan sholawat yang sah dari Nabi kita adalah sebagai berikut :

«  اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ».

Allohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa shollayta ‘alaa aali Ibrohim innaka hamiidun majiidun. Allohumma baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa baarokta ‘alaa aali Ibrohim innaka hamiidun majiidun. ( HSR. Bukhori  no. 6357  Muslim no. 935 ).

Saudaraku, dari seluruh hadits-hadits yang sah tentang bacaan sholawat yang dibaca dalam sholat tidak ada satu pun yang menggunakan kata ‘Sayyidina’. Maka bacaan sholawat inilah yang seharusnya kita amalkan dalam sholat kita dan bukan bacaan yang telah terkena unsur ‘penambahan’. Wallohu a’lam.

Ketiga, berlindung dari adzab jahannam, adzab kubur, fitnah kehidupan dan fitnah Dajjal.

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang kamu bertasyahhud berlindunglah dari empat perkara, beliau membaca :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْر وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ».

Allohumma innii a’uudzu bika min adzaabil Jahannam, wa min ‘adzaabil qobri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat wa min syarri min fitnatil masiihid dajjal

“Ya Alloh aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, adzab kubur, fitnah kehidupan dan kematian dan kejahatan fitnah al-Masih ad-Dajjal.” HSR. Muslim no. 1352

Tentunya ia dibaca pada Tasyahhud Akhir berdasar hadits Abu Huroiroh lainnya.

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ».

“Jika salah seorang di antara kalian selesai dari tasyahhud akhir maka berlindunglah kepada Alloh dari empat perkara; dari ‘adzab Jahannam, dari ‘adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan al-Masih ad-Dajjal.” HSR, Muslim no. 1354

Keempat, berdoa dengan doa-doa lainnya sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan kita.

Saudaraku, setelah kita membaca bacaan tasyahhud akhir, sholawat kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam dan berlindung kepada Alloh dari empat perkara sebagaimana tersebut di atas maka berdoalah kepada Alloh apa-apa yang menjadi keinginan kita. Carilah lafazh-lafazh doa yang bersumber dari hadits-hadits yang sah dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Karena itulah sebaik-baik lafazh doa yang seharusnya kita amalkan.

Dasar amalan ini adalah sebagaimana hadits berikut :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ثُمَّ يَدْعُو لِنَفْسِهِ بِمَا بَدَا لَهُ

Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang di antara kamu bertasyahhud maka berlindunglah kepada Alloh dari empat perkara : dari adzab jahannam, adzab kubur, fitnah kehidupan dan fitnah Dajjal kemudian berdoalah untuk kebaikan dirinya sesuai dengan kepentingan dirinya.” HR. An Nasaa-ie dalam sunannya no. 1309 dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohiehul Jaami’ no. 432

Di antara doa yang sebaiknya kita baca adalah :

اللَّهُمَّ حَاسِبْنِى حِسَاباً يَسِيرًا

“Ya Alloh hisablah aku dengan hisab yang mudah.” ( HR. Ahmad dalam musnadnya dari ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha dishohihkan Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam al-Misykat no. 5562 )

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

“Ya Alloh sungguh aku berlindung kepadaMu dari dosa dan lilitan hutang.”     ( HSR. Muslim no. 1354 dari ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, doa ini dibaca setelah membaca doa perlindungan dari empat perkara seperti dalam pont ketiga )

Dan doa-doa lainnya yang mewakili kebutuhan dan keinginan kita.

Saudaraku, demikian dapat disampaikan. Semoga risalah sederhana ini termasuk amal penyusun yang diterima Alloh Azza wa Jalla dan bermanfaat bagi kaum muslimin. Dan pada akhirnya jangan lupakan kami dalam doa-doa kalian yang tulus, baarokallohu fiekum…:)

-----------------------------------------------

Alhamdulillah…risalah sederhana ini selesai kutulis di rumah kontrakan al-Akh Ahmad Fadhil –semoga Alloh memberkahi dan membalas kebaikannya, aamien- Kampung Bulak Cinangka Sawangan Jawa Barat sambil menikmati sebuah apel, lembutnya angin yang menyapa dan sambil menunggu motorku diperbaiki dan dibikin ocle olehnya.. hmm…koq jadi kangen banget ya…
:)