Inga..Inga..Inga

Dari 'Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang mencari ridho Alloh dengan membuat marah manusia maka Alloh meridhoinya dan menjadikan manusia ridho kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridho manusia dengan membuat Alloh murka maka Alloh murka kepadanya dan menjadikan manusia murka kepadanya." ( Shohih Ibnu Hibban jilid 2 no. 276 dihasankan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth rohimahulloh )

Minggu, 19 Oktober 2014

Doa-doa Seputar Rumah Tangga



Oleh Ibnu Mukhtar

Segala pujih hanyalah milik Allah, Rabb alam semesta. Tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Dia semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya seluruh kekuasaan dan pujian. Dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

Shalawat dan salam untuk Rasulullah, istri-istri dan keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang selalu setia dengan Islam dan sunnahnya sampai akhir zaman.

Amma ba’du!

Saudaraku seislam yang saya muliakan, tidak diragukan lagi bahwa rumah tangga yang penuh ketenangan, cinta dan kasih sayang atau sering disebut dengan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan rahmah (RUTAN SAMARA) adalah rumah tangga idaman bagi setiap muslim dan muslimah. Berbagai kajian tentangnya dan langkah-langkah  mewujudkannya menjadi pembahasan yang hangat dan tidak pernah basi, khususnya di kalangan aktifis dakwah Islam. Sungguh sebuah kebahagiaan yang tak terhingga dan kenikmatan yang wajib disyukuri jika rumah tangga kita termasuk kategori RUTAN SAMARA itu.

Saudaraku seislam yang saya hormati, di antara perkara yang tidak boleh diabaikan dalam mewujudkan RUTAN SAMARA dan upaya menjaga eksistensinya dalam kehidupan adalah peranan doa yang dipanjatkan sang hamba kepada Rabb-nya. Sungguh kita sangat membutuhkan kasih sayang Allah ‘Azza wa Jalla dan pertolongan-Nya. Tanpa itu semua maka apa yang kita upayakan jauh dari kebaikan yang hakiki. Oleh karena itu, sudah semestinya bagi setiap muslim dan muslimah untuk mengetahui dan mengamalkan berbagai doa yang dibutuhkan khususnya yang berkaitan dengan persoalan rumah tangganya. Dan tentunya ia harus mengambil doa-doa yang benar isinya dan jelas sumbernya terutama yang bersumber  dari sunnah Rasulullah ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~, bukan sekedar asal mengambil doa sementara kandungan dan sumbernya menyelisihi ajaran beliau.

Di antara doa-doa yang berkaitan dengan urusan rumah tangga yang bersumber dari Al Qur’an dan sunnah Rasulullah ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ adalah sebagai berikut :

Pertama, doa memohon pasangan dan keturunan yang sholeh dan menyejukkan pandangan mata.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a’yunin waj’alnaa lil muttaqiina imaaman

Artinya :

Wahai Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. [QS. Al Furqon ; 25 : 74]

Kedua, doa yang diucapkan untuk orang yang baru menikah.

Dari Abu Hurairah ~radhiyallahu ‘anhu~ bahwasanya Nabi ~shallallalhu ‘alaihi wa sallam~ apabila mengucapkan selamat kepada seseorang  yang menikah beliau mengatakan:

بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ

Baarakallaahu laka wa baaraka ‘alayka wa jama’a baynakumaa fii khayrin

Artinya :

“Semoga Allah memberkahi kamu dan istrimu dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.”

[HR. Abu Dawud ~rahimahullah~ dalam sunannnya no.  2132 dan dishahiehkan oleh Syaikh Al Albani ~rahimahullah~ dalam Shahih al-Jaami’ no. 4729]

Adapun doa yang biasa tersebar di kartu-kartu undangan dengan lafazh seperti berikut atau yang semisalnya :

“Semoga Allah menghimpun yang terserak dari kamu berdua, memberikan kebahagian di masa tua, memberkahi dan mengeluarkan dari kamu banyak keturunan yang baik”

Maka lafazh atau ucapan doa ini tidak ada asalnya dari hadits-hadits Rasulullah ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ yang shahih.

Ketiga, doa suami kepada istri yang baru dinikahinya.

Ketika seorang muslim selesai dari akad nikahnya hendaklah ia melakukan hal-hal berikut :

1] Memegang ubun-ubun istrinya seraya menyebut nama Allah yakni mengucapkan bismillaah

2] Memohon kepada Allah agar dikaruniai keberkahan akan rumah tangga yang dibangun dan dijalaninya itu. Misalnya dengan kalimat :

اللهم بارك لي في أهلي وبارك لأهلي في

Allaahumma baarik lii fii ahlii wa baarik li-ahlii fiyya

Ya Allah berkahilah istriku untukku dan berkahilah aku untuk istriku

Atau doa-doa keberkahan lainnya.

3] Mendoakan istrinya dengan doa yang diajarkan Rasulullah ~shallallohu ‘alaihi wa sallam~ berikut :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

Allaahumma innii as-aluka khayraha wa khayra maa jabaltahaa ‘alaihi wa a’uudzu bika min syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa ‘alaihi

Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya.

Diringkas dari :


Keempat, doa sebelum berjima’ (bersetubuh)

Saudaraku seislam yang saya muliakan, ketahuilah bahwa bersetubuh dengan istri adalah perkara halal, rizki yang baik, jalan yang diridhai Allah untuk hamba-hamba-Nya dalam menyalurkan syahwatnya, meraih kenikmatan dan mendapatkan keturunan, menjaga kesehatan tubuh, dan mendatangkan pahala. Oleh karena itu jangan lupa untuk berdoa memohon perlindungan dari setan sebelum bersetubuh sebagaimana yang diajarkan Nabi kita.

Dari ibnu Abbas ~radhiyallahu ‘anhuma~ ia berkata : Nabi ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ bersabda : ‘Seandainya salah seorang di antara mereka ketika mendatangi istrinya (untuk berjima’/ bersetubuh) mengucapkan :

بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Bismillaahi Allaahumma jannibnasy-syaythaana wa jannibisy-syaythaana maa razaqtanaa

Artinya :

‘Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah setan dari kami dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rizkikan kepada kami.’

Lalu dari persetubuhan itu ditakdirkan mendapatkan anak maka ia tidak akan diganggu setan selamanya.’”

[HSR. Al Bukhari ~rahimahullah~ dalam kitab Shahihnya no. 6388 dan Muslim ~rahimahullah~ dalam kitab Shahihnya no. 3606]

Kelima, mendoakan keberkahan jika melihat sesuatu yang mengagumkan dari pasangannya seperti kecantikan atau ketampanan, kecerdasan, keuletan dan sebagainya.

Saudaraku seislam yang saya muliakan, ketika kita melihat pasangan kita,  anak kita, keluarga atau siapa pun dari saudara-saudara kita seislam perkara-perkara yang mengagumkan yang ada pada mereka seperti kecerdasan, kesehatan, kecantikan atau ketampanan dan lainnya maka doakanlah keberkahan untuknya.

Katakanlah kepadanya, ‘Baarakallaahu fiik’ yang artinya kurang lebih ‘Semoga Allah memberkahi dirimu’, atau ucapan lain yang mengandung doa dan harapan agar orang yang kita doakan itu mendapatkan keberkahan dalam hidupnya.

عَنْ أَبِى أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ ...قَالَ « إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ ».

Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif ~radhiyallahu ‘anhu~ , Rasulullah ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ bersabda : “Jika salah seorang di antara kalian melihat  sesuatu yang menakjubkan (mengagumkan) pada diri saudaranya, maka doakanlah keberkahan untuknya.”  [HR. Ibnu Majah ~rahimahullah~ dengan diringkas dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani ~rahimahullah~  dalam Shahih al-Jaami’ no. 4020]

Rasulullah ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ saja tidak kikir dalam mendoakan keberkahan untuk Anas bin Malik ~radhiyallahu ‘anhu~ sahabat sekaligus pembantunya. Lalu bagaimana dengan kita?

عَنْ أَنَسٍ عَنْ أُمِّ سُلَيْمٍ أَنَّهَا قَالَتْ  يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَسٌ خَادِمُكَ ادْعُ اللَّهَ لَهُ قَالَ  اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ

Dari Anas bin Malik ~radhiyallahu ‘anhu~ dari Ummu Sulaim ~radhiyallahu ‘anha~ bahwasanya beliau berkata : “Ya Rasulullah, Anas itu pembantumu. Doakanlah ia.” Maka beliau berdoa :

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ

Allaaahumma aktsir maalahu wa waladahu wa baarik lahu fiimaa a’thaytahu

Artinya :

“Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya dan berkahilah apa yang Engkau karuniakan kepadanya.” [HSR. Al-Bukhari ~rahimahullah~ dalam kitab Shahihnya no. 6378]

Keenam, doa perlindungan untuk anak.

Dari ibnu Abbas ~radhiyallahu ‘anhuma~ adalah Nabi ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ memperlindungkan al-Hasan dan al-Husain ~radhiyallahu ‘anhuma~ dengan kalimat :

أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

U’iidzukumaa bikalimaatillaahit-tammati min kulli syaythaanin wa hammatin wa min kulli ‘ainin lammah

Artinya :

“Aku lindungkan kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan, binatang berbisa dan pandangan mata yang menimpakan keburukan bagi yang dilihatnya.”

Kemudian beliau bersabda : Bapakmu yakni Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam telah melindungkan Isma’il dan Ishaq ~’alaihimas-salaam~ dengan bacaan tersebut. [HSR. Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi ~rahimahumullah~, lafazh hadits ini dari Sunan Abi Dawud no. 4737 dan Sunan Tirmidzi no. 2060 ]

Bagaimana menggunakannya?

Jika kita mendoakan perlindungan untuk satu anak lelaki maka kalimatnya menjadi u’iidzuka..dst, jika dua orang anak lelaki maka u’iidzukumaa..dst seperti doa di atas dan jika lebih dari dua anak lelaki kita katakan u’iidzukum..dst. Jika untuk satu anak perempuan maka kita katakan u’iidzuki..dst, jika dua maka lafazhnya u’iidzukumaa..dst dan jika lebih dari dua kita katakan u’idzukunna..dst. Wallahu a’lam

Ketujuh, bacaan ketika mendapatkan perkara yang menyenangkan dan ketika mendapatkan perkara yang tidak menyenangkan.

Saudaraku seislam yang saya cintai, apabila kita mendapatkan perkara yang menyenangkan di dalam rumah tangga yang kita jalani atau mendapatkan perkara yang menyenangkan di mana pun kita berada maka pujilah Allah Ta’aala.

Katakanlah :

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَالِحَاتُ

Alhamdulillaahi alladzii bini’matihi tatimmush-shaalihaat

Artinya :

“Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala amal shaleh menjadi sempurna.

Begitu pula, saat kita mendapatkan perkara yang tidak menyenangkan baik dalam rumah tangga atau keadaan lainnya maka pujilah Allah Ta’alaa.

Katakanlah :

الْحَمْدُ للهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ .

Alhamdulillaahi ‘alaa kulli haalin

Artinya :

“Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.”

Ingatlah bagaimana pun keadaan kita maka segala puji hanyalah milik Allah Ta’aala.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ  الْحَمْدُ للهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ .وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ  الْحَمْدُ للهِِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Dari ‘Aisyah ~radhiyallahu ‘anha~ adalah Rasulullah ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ ِApabila beliau melihat perkara yang menyenangkannya beliau mengatakan :

الْحَمْدُ للهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

“Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala amal shaleh menjadi sempurna”.

Dan apabila beliau mendapatkan perkara yang tidak disukai beliau mengatakan :

الْحَمْدُ للهِِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

“Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.”

[HR. Ibnu Majah ~rahimahullah~ dalam sunnanya no. 3935 dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani ~rahimahullah~ dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibni Majah no. 3803 dan Ash-Shahihah no. 265 ]

Demikian dapat disampaikan. Meski masih banyak yang belum disebutkan di sini, semoga risalah sederhana ini tetap bermanfaat bagi kita semua, aamiin

Wa shallallahu wa sallama ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin.